Selasa, 05 Oktober 2010

Surat untuk ADIKKU

Assalamualaikum wr. wb.

Aa ga tau persis apa yang Dina alami atau Dina rasakan disana. Tapi kalo menurut firasat aa, ada sesuatu yang mengganjal dalam hidup Dina. I don't know what exactly is, mungkin merasa sendiri, merasa lelah bukan main, merasa ingin menghentikan waktu barang satu hari saja. Sebenernya Dina jauh lebih hebat dari aa, dalam hal kemandirian dan semangat hidup. I can see it, Dina ga akan bertahan sejauh ini di UI dengan segala kondisi yang ada kalo Dina ga punya semangat, daya tahan dan kemandirian yang lebih dari biasa. Aa sendiri pernah ga bisa bertahan di tempat dan dengan kondisi yang sama yang Dina alami sekarang. Jadi kadang aa merasa ga pantas untuk memberi Dina kata-kata motivasi. Coz u girl are more motivated than me.

Tapi mungkin ada beberapa hal yang bisa aa bagikan, bukan untuk mengajarkan atau menceramahi Dina. I just wanna share, what I know, what I trying to live with. Hidup bukan cuma untuk mencapai sesuatu, atau menjadi seseorang. Tapi juga untuk menikmati setiap prosesnya, menikmati saat ini. Seorang ulama pernah berkata 'saat ini yang sedang kau jalani lebih berharga dari 1000 tahun yang telah lalu, atau seribu tahun yang akan datang'. Dina ingat ga aa pernah kasih Dina bundel yang judulnya 'Finding Yourself, karangan Anthony de Mello'. Aa banyak terinspirasi oleh tulisan tersebut, and I hope u so.

Ada sebuah paragraf dalam tulisan tersebut :
There is no explanation you can give that would explain away all the sufferings and evil and torture and destruction and hunger in the world! You'll never explain it. You can try gamely with your formulas, religious and otherwise, but you'll never explain it. Because life is a mystery, which means your thinking mind cannot make sense out of it. For that you've got to wake up and then you'll suddenly realize that reality is not problematic, you are the problem.

Kalau Dina terus bertanya MENGAPA aku harus menjalani semua ini? MENGAPA harus aku? MENGAPA harus begini begitu? Realize now, there is no exact answer. Mungkin ga da jawabannya dan mungkin ga perlu di jawab. Kalau kita menghadapi situasi yang menurut kita adalah 'suatu masalah' yang salah bukan situasinya tapi pikiran kita sendiri. Orang lain bisa jadi menghadapi situasi yang sama tapi mengaggap itu bukanlah 'suatu masalah'. I believe u already know this.

Pada akhirnya semua keputusan untuk merasa ada di tangan Dina. The way you should feel is in your hand, not in other people hand or in any situation, thats what I trying to learn. Bahkan jika Dina telah menikah nanti, jangan menggantukan kebutuhan emosional pada suami Dina. Karena manusia berubah-ubah, hati manusia ada di tangan Allah, tidak ada yang tahu hati tersebut akan dibawa kemana. Juga situasi dan kondisi, pasti dan pasti berubah. jika Dina menggantungkan emosi Dina pada sesuatu yang tak tau akan berubah seperti apa, guess what? Dina ga punya kontrol terhadap emosi Dina sendiri.

Tapi namanya manusia, pasti mengalami rasa sedih, rasa kesal, rasa jenuh, rasa cape, dan perasaan-perasaan yang kurang baik lainnya. Untuk level kita-kita ini perasaan itu wajar. Jika perasaan tersebut hinggap, say it to yourself: "Aku yang memilih untuk merasakan perasaan ini, bukan karena disebabkan oleh orang lain atau keadaan, dan jika aku merasa perasaan ini tak ada gunanya aku akan melepaskan perasaan ini'. Dina akan tetap merasakan perasaan-perasaan yang kurang positif tersebut, namun perasaan itu tidak bertahan lama dan tidak melekat. Dina adalah langit, dan perasaan itu adalah awan. Langit bukanlah awan, langit adalah langit. Jika ada awan hitam menutupi langit, langit dengan yakin berkata 'ini tidak akan berlangsung selamanya'.

Terakhir, ada kutipan dari tulisan Anthony de Mello, sekedar menambahkan.
The lovely Arab saying "The nature of the rain is the same and yet it produces thorns in the marsh and flowers in the garden". It is you who have to do it. No one else can help you. It is you who have to digest your food, it is you who have to understand. No one else can understand for you. It is you who have to seek. Nobody can seek for you. And if what you seek is truth, then you must do this. You can lean on no one.

Bahkan aa yang telah memiliki pendamping hidup, yang kata orang tempat berbagi segala hal, tidak bisa seperti itu kenyataanya. Ada beberapa hal yang aa anggap mengganjal dalam hidup aa yang tidak aa ceritakan, karena jika aa ceritakan itu hanya akan menambah beban hidupnya, sedang beban hidup yang telah ia tanggung juga sudah cukup berat. Aa belajar untuk memahami apapun dalam hidup aa sendiri, coz it my responsibility, not someone else. Ketika aa belajar memahami perasaan-perasaan yang kurang enak seorang diri, I enjoy it really. Mengutip perkataan seorang sahabat 'Seseorang yang banyak berdiskusi dengan dirinya sendiri, lebih mudah untuk mengenal Tuhannya'.

Maaf terlalu banyak memberitahu Dina hal-hal yang aa sendiri belum bisa sepenuhnya dipraktekan dalam hidup aa.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

surat dari aa untuk adik tercinta ya. btw orang sunda ya?

Bayah Traveller mengatakan...

Ada sedikit darah sunda

Anonim mengatakan...

Realize that you will see it someday, each footstep becomes you
Raise your fist in these important days and let’s continue our “walk”

(Greeen "Ayumi")

Posting Komentar