Jumat, 11 Desember 2015

menjadi KONSULTAN

Paling tidak enak ketika kita menganggur lalu ada orang bertanya 'Pekerjaan bapak apa?', sepertinya ada harga diri kita yang hilang disitu ketika kita tidak punya pekerjaan, khususnya bagi kaum pria yang memang fitrahnya mencari nafkah melalui berbagai profesi. Meskipun saya sudah berhenti dari pekerjaan lama saya sebagai manajer koperasi, dan belum diterima di perusahaan manapun, saya bisa menjawab pertanyaan 'Pekerjaan bapak apa?'. Karena saya menciptakan pekerjaan bagi diri saya sendiri, dan insyaallah kedepannya bisa juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Pekerjaan saya saat ini adalah konsultan koperasi dan penulis, itu profesi saya sekarang. Konsultan koperasi, tidak kalah bergengsi dari manajer koperasi. Justru kata Pa Mario Teguh, konsultan adalah puncak dari segala profesi. Orang kalau sudah ahli, maka ujung-ujungnya menjadi konsultan. Menjadi konsultan itu mulia, membantu banyak orang keluar dari masalah-masalah yang dihadapi, membantu menjawab persoalan-persoalan orang banyak. Tidak seperti kita bekerja pada satu perusahaan yang manfaatnya terbatas pada perusahaan tersebut. Menjadi konsultan memungkinkan kita untuk memberi manfaat kepada lebih banyak orang. Orang yang bahkan belum kita kenal sebelumnya, orang yang jauh di seberang pulau sana.

Bahkan bisa dibilang saat ini saya sedang memulai pekerjaan impian saya. Meskipun awalnya uangnya tidak seberapa atau bahkan mungkin tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari, tapi tidak apa-apa namanya juga baru merintis. Kata pepatah start small, dream big; think global, act local. Saya yakin usaha konsultan koperasi yang saya rintis ini, insyaallah dapat memberi manfaat bagi banyak orang, dapat menjadi sumber penghasilan yang cukup bagi saya dan keluarga. Saya bermimpi, melalui profesi konsultan koperasi ini saya bisa bertemu banyak orang dari seluruh penjuru nusantara, mendatangi tempat-tempat di pelosok Indonesia yang belum pernah saya kunjungi. Mimpi saya adalah travelling while working; sharing while you earn money. Profesi konsultan koperasi sangat memungkinkan untuk itu.

Alhamdulillah, semua sudah ada jalannya, semua sudah tertulis dalam takdir. Dan profesi baru yang saya jalani ini semoga berkah, semoga memberi manfaat bagi banyak orang, semoga saya diberi kekuatan untuk bertahan dan melewati segala tantangan yang pasti ada kedepannya. Semoga siapapun juga yang membaca tulisan ini diberi keberanian, diberi kesempatan untuk menjalani pekerjaan impiannya. Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan pada pekerjaan yang salah, hidup ini terlalu singkat untuk tidak mengikuti kata hati. Uang hilang bisa dicari lagi, waktu hilang takkan pernah kembali. Lebih baik kita kehilangan uang daripada kehilangan waktu menjalani pekerjaan yang tidak sesuai kata hati.

Kamis, 10 Desember 2015

officially NGANGGUR

Hari Rabu tanggal 02 Desember 2015 ini saya resmi dipecat dari pekerjaan dari koperasi dimana saya telah bekerja selama tiga tahun. Singkatnya alasan saya dipecat adalah karena sudah tidak ada kecocokan dengan pengurus. Pendirian, sudut pandang, cara berpikir, cara bertindak saya dan pengurus sudah tidak sejalan. Jadi daripada diteruskan tapi satu sama lain gontok-gontokan, lebih baik berpisah secara baik-baik. Dan sejak hari itu saya secara resmi menjadi pengangguran.

Ini yang ke tiga kali saya menjadi pengangguran. Yang pertama ketika putus kuliah di tahun 2004, saya sempat menganggur hampir satu tahun. Masa itu bisa dibilang adalah masa-masa terpahit dalam hidup saya. Karena itulah pengalaman pertama saya sebagai pengangguran, yang ternyata sangat tidak enak. Stress karena tidak kunjung mendapat pekerjaan, tidak punya kegiatan, tidak punya aktivitas, hidup seakan tidak ada makna, ditambah stress karena harus DO dari kuliah.

Kemudian pengalaman kedua ketika saya memutuskan berhenti dari pekerjaan karena atasan dengan sewenang-wenang menurunkan gaji saya dan rekan-rekan, itu terjadi di tahun 2012. Waktu itu saya menganggur sekitar 3 bulan sebelum akhirnya bekerja sebagai staf marketing di salah satu developer perumahan. Meski cuma menganggur 3 bulan, namun pengalaman menganggur yang satu ini juga cukup berat. Karena posisi saya sudah punya istri dan anak yang harus dinafkahi, cicilan rumah dan motor yang harus tetap dibayar, dengan hanya mengandalkan uang tanda terima kasih (bukan uang pesangon)

Pekerjaan saya sebagai staf marketing hanya bertahan selama tiga bulan sebelum saya diterima sebagai staf di koperasi yang bisa dibilang belum punya apa-apa. Dari staf saya diangkat menjadi manajer koperasi, berhasil mengembangkan koperasi selama tiga tahun. Sampai akhirnya ada pergantian pengurus yang ternyata kami tidak mampu bersinergi karena sama-sama punya cara masing-masing yang berbeda. Dan akhir dari ketidakharmonisan tersebut berujung dengan pemecatan saya dari posisi manajer koperasi.

Sekarang saya menganggur lagi, pengalaman yang tidak mudah memang. Tapi menganggur kali ini beda dengan menganggur sebelum-sebelumnya. Lebih ringan kalau boleh dibilang, karena sebelumnya saya sudah punya pengalaman menjadi pengangguran, jadi sudah tidak kaget. Di tambah usaha-usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah, itu terutama yang membuat hati menjadi tenang. Plus saat ini saya sudah lebih siap dengan wawasan, keterampilan, dan pengalaman dari pekerjaan sebelumnya.

Semoga pengalaman nganggur kali ini banyak hikmahnya, bisa kami (saya dan keluarga) jalani dengan sabar, ikhlas, dan tetap optimis. Dan yang paling penting, semoga pengalaman menganggur ini berakhir dengan pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan sebelumnya, dari sisi pekerjaannya itu sendiri maupun dari sisi penghasilannya.

Oh ya, satu lagi untuk kali ini saya menganggur cuma satu hari loh. Hari Rabu saya dipecat, hari Jumat saya sudah dapat klien untuk jasa saya sebagai konsultan koperasi. Now I'm officially working as cooperative consultant (konsultan koperasi).