Senin, 21 September 2015

orang BESAR


Seseorang tidak bisa menjadi 'orang besar' dengan hanya melihat apa yang ada dihadapannya. Semua orang besar melihat jauh daripada apa yang ada di depannya. Orang besar melihat kedamaian terwujud, ketika di depannya berkecamuk peperangan. Orang besar melihat meratanya kesejahteraan, ketika di hadapannya kesenjangan ekonomi dan sosial begitu timpang. Orang besar melihat pendidikan berkualitas dan terjangkau, ketika kondisi yang ada pendidikan berkualitas begitu mahal harganya.

Seseorang tidak bisa menjadi 'orang besar' hanya dengan menyelesaikan permasalahan jangka pendek. Orang besar tidak peduli besok ia makan atau tidak, yang ia khawatirkan apakah orang lain bisa makan juga. Orang besar tidak peduli apakah sakitnya akan sembuh, yang ia pikirkan bagaimana dalam sakitnya ia masih bisa memperjuangkan mimpinya. Orang besar tidak peduli orang lain mengkritiknya, yang ia pedulikan bahwa apa yang ia lakukan adalah hal yang benar dan untuk orang banyak.

Seseorang tidak bisa menjadi 'orang besar' jika ia hanya berani bermimpi sesuatu yang mungkin terjadi pada masa hidupnya. Orang besar bermimpi suatu saat nanti, orang besar bermimpi kelak pada masa anak cucunya, orang besar bermimpi untuk generasi-generasi selanjutnya. Tidak terpikirkan baginya untuk memetik buahnya sebelum ia meninggal. Karena jauh dalam lubuk hatinya ia tahu mimpinya terlalu sulit dan sukar untuk diwujudkan dalam satu masa hidup. Namun bagi orang besar, sulit dan sukar tidak sama dengan tidak mungkin.

Seseorang tidak bisa menjadi 'orang besar' jika hanya bermimpi untuk dirinya sendiri. Orang besar bermimpi untuk orang lain, untuk orang banyak, untuk masyarakat, negara dan agamanya. Bagi orang besar, sungguhlah sia-sia hidup ini jika dijalani hanya untuk menyenangkan diri sendiri. Kebahagiaan diri sendiri bagaimanapun akan selesai dengan kematian. Tetapi membahagiakan orang lain akan terkenang hingga anak cucu. Sejatinya orang lain adalah saudara, karena manusia semua sama-sama bersaudara, sama-sama ciptaan Allah.


Jadilah salah satu dari 'orang besar', pelajari kisah-kisahnya, teladani kehidupannya, jadikan panutan salah satunya. Para nabi dan rasul, para sahabat, para ulama, para pahlawan, para ilmuwan, para pengusaha yang membuka banyak lapangan pekerjaan. Jadilah 'orang besar', jadilah orang yang membaca catatan sejarah sekaligus mencatatkan sejarah. Jadilah orang besar.

Sabtu, 19 September 2015

Menjadikan PERBUATAN SEDERHANA menjadi bermakna


Besar kecilnya makna suatu tindakan bukan ada pada tindakan itu sendiri. Lebih kepada niatnya, tujuannya. Bisa saja dua orang melakukan tindakan yang sama, namun maknannya berbeda. Atau bisa jadi satu orang melakukan tindakan yang sama dalam dua waktu yang berbeda, namun karena tujuan ke dua tindakan tersebut berbeda maknannya berbeda. Sebagai contoh, ada dua orang tukang bangunan, disaat yang sama mereka sedang menyusun bata untuk membuat tembok. Proses yang dijalani kedua orang tersebut sama, cara menyusun batanya sama, dan hasilnya pun sama. Sebuah tembok yang berdiri kokoh. Namun ada makna yang berbeda yang dirasakan dua orang tukang tersebut, yang memberi perbedaan mendalam atas kerja dan tindakan yang mereka lakukan.

Tukang bangunan yang pertama, setelah menyelesaikan temboknya, ia melihat sejenak hasil kerjanya, memastikan temboknya kokoh dan lurus. Keringatnya bercucuran namun merasa cukup puas. Ia dibayar untuk membangun rumah seorang pengusaha. Tukang bangunan yang kedua, setelah menyelesaikan temboknya, ia memandang hasil kerjanya, sama seperti tukang yang pertama, memastikan temboknya kokoh dan lurus, kemudian benar-benar ia pastikan lagi kalau tembok ini benar-benar kokoh dan dapat bertahan lama. Keringatnya pun sama bercucuran, namun ada yang menetes selain keringat, yaitu air matanya. Tukang yang kedua, ia bukan hanya cukup puas, ia terharu, ia bahagia. Bedanya, tukang yang kedua ini tidak dibayar untuk melakukan pekerjaanya. Ia tidak dibayar untuk membangun bangunan untuk panti asuhan. Karena ia merasa tidak punya uang untuk disumbangkan, maka ia menyumbangkan apa yang ia bisa, yaitu tenaga dan keahliannya.

Tembok yang dibangun sama kokohnya, usaha yang dikeluarkan sama kerasnya, waktu yang dibutuhkan sama lamanya. Namun makna yang ada dibaliknya terpaut jauh. Bukan nilai uang yang dijadikan ukuran. Semata-mata karena apa yang dikerjakan diniatkan bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga untuk orang banyak, orang lain yang membutuhkan. Cerita fiksi diatas, terjadi pada kehidupan kita sehari-hari. Dari ribuan buruh yang bekerja di pabrik, mereka melakukan pekerjaan rutin yang sama dari hari ke hari, gajinya sama, produk yang dihasilkan pun sama. Yang membuat berbeda adalah niat dibalik hati masing-masing pekerja. Ada yang niat bekerja untuk menafkahi anak istri, ada yang niat bekerja untuk orang tua, ada pula yang bekerja untuk membayar cicilan motor ninja.

Pernahkah kita terpikir bahwa apa yang kita lakukan kurang bermakna. Bahwa kita perlu melakukan hal-hal besar untuk membawa perubahan kepada masyarakat. Bahwa kita perlu menjadi 'seseorang yang dianggap' untuk memberi dampak yang luas kepada masyarakat banyak. Tenanglah sebentar, bukan tindakan kecilmu yang tidak bermakna, namun niat yang ada dalam dirimu yang menjadikannya kurang bermakna. Niatkan perbuatan kita bukan hanya untuk diri kita pribadi, bukan hanya untuk keluarga kecil kita. Niatkan pula untuk kepentingan orang banyak.

Contoh kecilnya, jika kita rajin beribadah pasti kita terpikir untuk menjadi orang yang soleh. Agar hidup kita tenang, agar kita semakin dekat dengan Allah, agar doa-doa kita diterima. Dengan ibadah kita yang sama, coba tambahkan niat dan tujuan baru disitu. Jika kita rajin beribadah, insyaallah doa-doa kita lebih mudah diterima, sehingga saya bisa berdoa untuk saudara-saudara saya sesama muslim. Jika kita rajin beribadah, insyaallah hidup kita tenang, sehingga ketenangan ini bisa kita pancarakan dan tularkan kepada orang-orang yang dekat dengan kita. Bukankah di setiap akhir shalat kita menengok ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan salam. Mengucapkan doa keselamatan kepada orang yang ada di kanan dan di kiri kita. Itu artinya segala perbuatan baik, kita niatkan juga untuk orang lain. Insyaallah jadi lebih bermakna.

Kamis, 17 September 2015

ALLAH selalu memberi jalan keluar


Allah tidak pernah menjanjikan selamanya langit cerah membiru
Allah juga tidak berjanji sepanjang jalan hidupmu bertabur bunga
Tetapi dia menjanjikan kekuatan dan pertolongan-Nya
Jangan sekali-kali memimpikan hidup enak tanpa ujian dari Allah, karena bagaimana pun ujian itu sendiri merupakan konsekuensi logis dari keberimanan kita
Sejauh kita yakin bahwa ujian merupakan jalan bagi diangkatnya derajat keimanan ktia, insya Allah, apa pun yang menimpa kita akan menjadi ladang nikmat
Kesengsaraan sebelum kebahagiaan seperti lapar sebelum kenyang, momentnya tepat dan rasanya nikmat
Di penghujung segala ujian, pertolonganNya pasti menjelma

Dikutip dari buku 'Allah selalu memberi jalan keluar' karangan Abu Firly Bassam Taqiy
Semoga Allah memberikan penulisnya pahala dan keberkahannya ya

Susah - senang, kaya - miskin, lapang - sempit, sama halnya dengan siang - malam, musim panas - musim hujan, bangun - tidur
Semua sunatullah yang dipergilirkan kepada semua hambanya
Yang semakin kita dewasa semakin tidak aneh lagi kita menghadapinya
Tidak gamang lagi, tidak kaget lagi, sudah biasa
Ketika susah kita bersabar, ketika senang kita bersyukur
Ketika kaya kita bersedekah, ketika miskin kita menahan diri untuk tidak meminta-minta
Ketika lapang mendzikirkan hamdalah, ketika sempit kita beristighfar
Jika seperti itu , ruginya dimana? Semua untung, semua berpahala
Subhanallah, Maha Suci Allah

Rabu, 16 September 2015

jangan remehkan DOSA

Jangan meremehkan dosa, meskipun hanya melihat sehelai rambut wanita yang bukah muhrim. Balasannya adalah tetap neraka, yang bukan engkau rasakan di akhirat saja namun juga di dunia. Apa bukan neraka namanya jika, hatimu hitam tertutup dosa. Yang karenanya kakimu tak sangup melangkah ke masjid ketika adzan berkumandang, yang karenanya matamu tak sanggup terbuka ketika subuh tiba, yang karenanya hatimu tak tergetar ketika nama Allah disebut. Balasan atas dosa yang engkau lakukan bukan hanya di akhirat saja, tapi juga disini, di dunia.

Ya Allah lindungilah kami dari perbuatan dosa, sekecil apapun. Berikanlah kami hidayah untuk menyadari segala kekhilafan-kehkhilafan kami. Berikanlah kami mata yang tertunduk sebagaimana tertunduknya mata ini ketika berdiri dalam salat. Berikanlah kami tubuh yang taat sebagaimana taatnya tubuh kami ketika ruku. Berikanlah kami pikiran yang berserah sebagaimana kami menyerahkan kepala kami ketika sujud. Ya Allah, hampir-hampir dosa ini menghitamkan seluruh hati kami, sebegitu hitamnya sehingga kami merasa tak punya dosa. Naudzubillah.

Kiamat itu bukanlah nanti ketika dunia di gulung. Kiamat itu adalah sekarang, saat ini ketika kita melakukan perbuatan dosa sambil tersenyum tertawa. Kematian itu bukanlah besok ketika jasad kita pucat pasi. Kematian itu adalah hari ini, saat ini ketika hati merasa tak terbebani dengan pikiran, perkataan, dan perbuatan yang tak diridhai. Ya Allah kami telah mati, kiamat telah datang kepada kami. Namun dengan belas kasihMu, Engkau beri kami kesempatan lagi.

Gunung itu ringan, air laut itu sedikit. Tahukah engkau apa yang berat? Tahukah engkau apa yang banyak? Kedurhakaan kita kepada Allah Sang Maha Pencipta, itulah yang berat, maha berat. Dosa-dosa kita kepada Allah Yang Maha Pemurah, itulah yang banyak, teramat banyak. Terlalu beratnya sampai-sampai jikalau sampai mati kedurhakaan itu masih ada, bumi akan menolaknya. Terlalu banyaknya

kepada siapa engkau berbuat DURHAKA

Jangan coba-coba mendustai Allah
Bahkan dengan kedurhakaan yang kecil sekalipun
Bukan masalah besar kecil dosa yang kamu buat
Tapi masalahnya kepada siapa engkau menentang
Kepada Raja di Raja, Pemilik Seluruh Alam
Sebagaimana seorang hamba sahaya
Takkan berani sedikitpun mengusik tuannya
Jangan berani mendurhakai Allah sedikitpun
Walaupun sesaat, meskipun hanya satu helaan nafas
Tidak dengan perbuatan, perkataan bahkan pikiran
Ingat, bukan seberapa besar engkau berbuat dosa
Tapi kepada siapa engkau berbuat durhaka

Pengalaman Patah Tulang Selangka (Clavicula)

Hari Jumat tanggal 31 Juli 2015 lalu saya mengalami kecelakaan sepeda motor saat berangkat kerja. Yang mengakibatkan patah tulang selangka (collarbone) sebelah kiri, atau istilah medisnya tulang clavicula. Sesaat setelah kecelakaan saya merasakan sakit di bagian pundak dan terasa ada tonjolan di tulang selangka.Tidak ada luka luar yang parah  saat itu, hanya sedikit lecet. Awalnya saya mengira hanya pergeseran sendi. Pagi itu juga saya dibawa ke tukang urut tulang yang direferensikan oleh salah satu teman yang pernah mengalami pengobatan tulang di tempat yang sama. Oleh tukang urut tulang, saya didiagnosa mengalami patah tulang selangka, ada 2 patahan katanya. Kemudian posisi tulang saya dibetulkan, diberi gips dari pelepah pohon pisang (atau apa saya kurang tahu) dan di gips di lokasi tulang clavicula yang patah.

Proses meluruskan tulang sangat menyakitkan, perlu dua orang laki-laki dewasa untuk memegangi saya supaya tidak berontak. Bagaimana tidak, tulang yang patah di tekan, di urut dan di geser. Saya berharap patahnya tidak terlalu parah. Waktu itu saya belum terpikir untuk berobat ke rumah sakit, karena terbayang harus melalui operasi. Hari Jumat saya diurut dan seninnya harus kontrol lagi ke tukang urut tulang tersebut. Setelah di urut untuk ke dua kalinya kok perasaan ga enak. Akhirnya saya memutuskan untuk rontgen di Biomed. Dan ternyata patahan tulangnya runcing serta ada serpihan, sehingga diputuskan untuk meminta rujukan ke dokter spesialis.

Ketika minta rujukan dari dokter umum, saya sempat ditegur dengan keras oleh dokternya karena tidak langsung ke rumah sakit pada saat kejadian. Memang sih yang namanya dokter sebagian besar tidak setuju dengan pengobatan tradisional untuk mengobati patah tulang. Tapi kebanyakan orang, termasuk saudara-saudara saya, menganjurkan berobat pengobatan alternatif penyembuhan patah tulang. Namun saya ragu, karena tidak ada jaminan dan juga resiko ketika sudah pulih struktur tulang ada yang bengkok tidak seperti semula.

Pada hari kamis berikutnya saya putuskan untuk periksa ke dokter spesialis orthopedi di rumah sakit Sari Asih Serang. Dan hasil pemeriksaannya sudah seperti yang diduga: harus di operasi. Karena khawatir patahan tulang yang runcing bisa menusuk syaraf atau bahkan organ penting jika ada gerakan yang salah. Karena kecelakaannya terjadi pada saat pergi kerja, maka pengobatannya tidak ditanggung oleh BPJS kesehatan, tapi ditanggung oleh BPJS ketenagakerjaan dengan sistem reimburse. Setelah mendaftar kamar, akhirnya hari minggu saya sudah bisa masuk rumah sakit untuk di opname.

Berhubung kamar kelas 1 nya penuh, daripada harus menunggu maka saya putuskan untuk mengambil kelas utama. Masuk rumah sakit minggu sore, dan operasi dijadwalkan pada senin sore. Ini adalah kali pertama saya di operasi, jadi lumayan deg-degan menjelang operasi. Khawatir ketika operasi berjalan tiba-tiba biusnya habis. Membayangkan tubuh saya disayat sampai ke tulang membuat sedikit merinding. Mungkin ini alasan mengapa jarang orang yang mau di operasi jika ada tulang yang patah. Padahal operasi itu tidak semengerikan yang dibayangkan.

Hari dan jam yang ditunggu tiba juga, senin pukul 3 sore saya dibawa ke ruang operasi. Masuk ke ruangan dengan suhu layaknya lemari es. Jantung berdebar, tangan direntangkan, dokter dan perawat berdatangan. Bersiap untuk operasi penyambungan tulang dan pemasangan pen. Dan dokter anestesi mulai memasukkan obat bius melalui selang infus. 'Biusnya sudah masuk ya, kalau pusing merem aja...' Itu kata-kata terakhir yang saya dengar sebelum akhirnya saya tidak sadarkan diri beberapa detik kemudian. Sangat cepat layaknya komputer yang di shutdown. Bangun-bangun sudah di ruang pemulihan, dengan selang oksigen di mulut, dan rasa perih di pundak kiri. Setelah beberapa menit saya baru menyadari kalau operasinya sudah selesai dilaksanakan. Pukul 03.40 masuk ruang operasi, pukul 18.30 keluar ruang operasi langsung disambut dengan keluarga yang sudah menunggu dengan harap harap cemas. Dengan masih terbaring di bed tempat tidur saya langsung di bawa ke ruang radiologi untuk di rontgen, baru kemudian di bawa ke kamar. Malam itu saya tidur dengan nyenyaknya, mungkin karena masih ada pengaruh bius. Ternyata di operasi tidak seburuk yang dibayangkan, hampir tidak terasa.

Hari Kamis pagi saya sudah diperbolehkan pulang, total empat malam merasakan ranjang rumah sakit, dengan total biaya 27 juta. Biaya yang tidak murah jika dibandingkan dengan pengobatan alternatif. Dibekali obat penghilang rasa nyeri, antibiotik dan tablet kalsium untuk mempercepat penyembuhan pasca operasi. Terasa bedanya sebelum dan sesudah operasi, jika sebelum operasi ketika menggerakkan tangan kiri yang dirasakan ngilu, sakit dan terasa ada tulang yang bergeser. Setelah operasi, yang dirasakan adalah rasa perih di bekas jahitan dan rasa kaku (mungkin karena dipasang pen), tapi tidak terasa lagi ada tulang yang bergeser. Hanya saja kekuatan tangan belum pulih. Satu minggu setelah operasi kekuatan tangan sudah mulai bertambah dan fungsi tangan mulai berangsur normal. Dua minggu setelah operasi terus bertambah baik dan perban serta jahitan sudah bisa dilepas, bekas jahitan sudah bisa kena air. Tiga minggu setelah operasi sudah bisa masuk kantor dan beraktivitas ringan. Menurut dokter proses pemulihan, sampai dengan kembali normal membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Jadi selama tiga bulan disarankan tidak banyak melakukan aktivitas yang terlalu membebankan tangan. Untuk satu atau dua bulan setelah operasi juga disarankan untuk tidak mengendarai kendaraan sendiri.

Kesimpulan :
- Jika ada indikasi patah tulang setelah kejadian kecelakaan, sebaiknya langsung dirujuk ke rumah sakit untuk di rontgen. Untuk mengetahui seberapa parah patah tulang yang diderita dan kemungkinan komplikasi lainnya.
- Untuk kasus patah tulang sebaiknya ditangani dengan pengobatan medis. Dan tidak menggunakan pengobatan alternatif.
- Banyak-banyak mengkonsumsi asupan kalsium selama masa pemulihan (tablet/pil kalsium, susu yang mengandung kalsium, multivitamin kalsium)
- Jaga pola makan dan olahraga ringan secara rutin
- Jangan melakukan aktivitas yang membebani tulang, atau aktivitas yang beresiko menghadapi hentakan/tekanan pada tulang yang patah. Seperti mengendarai kendaraan
- Lakukan kontrol rutin ke dokter spesialis orthopedi sesuai jadwal
- Buat pengingat/alarm untuk jadwal melepas pen. Jangan ditunda terlalu lama
- Cuti kerja yang cukup. Walaupun kita merasa sudah sehat, namun tetap jangan dipaksakan. Karena terkadang di tempat kerja kita melakukan gerakan refleks tanpa menyadari bahwa gerakan tersebut bisa menyebabkan tekanan berlebih pada bekas tulang yang patah
- Jangan khawatir. Tubuh Anda punya mekanisme penyembuhan dan pemulihannya sendiri
- Berdoa. Semoga Allah mempercepat proses pemulihannya, semoga tidak ditimpa musibah yang sama lagi.
- Bersabar. Proses pemulihan membutuhkan waktu sampai dengan tulang Anda berfungsi normal dan punya kekuatan
- Bersyukur. Karena kecelakaan yang Anda alami hanya mengakibatkan patah tulang, tidak sampai meninggal dunia
- Berserah. Menyerahkan proses penyembuhan dan pemulihan pada Allah SWT, jangan mengeluh.

- Sisi positif dan negatif pengobatan medis :
+ Kondisi struktur tulang bisa kembali seperti semula
+ Proses pengobatan (operasi) tidak terlalu sakit. (hanya perih luka bekas operasi)
+ Proses pemulihan cepat (2 s/d 4 minggu), sampai dengan fungsi dasar tulang kembali seperti semula. Karena sambungan tulang didukung oleh pen
+ Ada surat keterangan sakit dan istirahat dari RS (bagi yang berstatus karyawan)
+ Ada jaminan dari rumah sakit, bisa klaim secara resmi jika ada malpraktek
- Biaya pengobatan yang mahal (Tapi bisa dibiayai dengan BPJS atau asuransi)
- Perlu dua kali operasi (minimal), pada saat memasang dan melepas pen

- Sisi positif dan negatif pengobatan alternatif :
+ Biaya pengobatan lebih murah dari pengobatan medis
+ Tidak perlu ada operasi
+ Praktis, terutama untuk kasus patah tulang ringan
 - Ada kemungkinan struktur tulang tidak kembali seperti semula (bengkok atau lebih pendek)
 - Proses pengobatan (diurut, diluruskan) sangat sakit. Dan proses pengobatan sebagian besar tidak cukup satu kali. Bisa beberapa kali melalui proses pengobatan yang sangat menyakitkan
 - Proses pemulihan bisa sangat lambat, karena hanya mengandalkan pemulihan alami tubuh
 - Tidak ada surat keterangan sakit (bagi yang berstatus karyawan)
 - Biaya pengobatan tidak ditanggung BPJS atau asuransi
 - Biasanya tidak ada jaminan, atau hak komplain jika struktur tulang nantinya tidak sempurna atau ada komplikasi
 - Ada resiko patahan tulang bisa mengenai syaraf atau organ penting jika salah penanganan

Demikian pengalaman pribadi saya, semoga berguna bagi Anda yang juga mengalami ujian yang sama. Segala sesuatu ada hikmahnya, begitupun patah tulang clavicula.

willing TRAVEL while needed


Salah satu persyaratan pekerjaan yang paling saya suka adalah 'willng travel while needed'. Well, saya tidak hanya bersedia berpergian jika dibutuhkan, tidak dibutuhkan pun saya bersedia berpergian. Seolah-olah saya ingin berkata kepada HR reruitment 'Are you crazy, this is what I'm apply to! It's better than travelling for free, I'll paid while travelling'. Ya, mungkin HR rekruitment beranggapan ada orang yang tidak suka berpergian, saya sendiri tidak tahu apakah ada orang seperti itu di dunia. Kalaupun ada, betapa membosankan hidupnya.

Saya suka berpergian, travelling. Bahkan saya sampai rela bekerja jadi kru pit stop F1, hanya agar bisa berpergian keliling dunia. Tidak masalah sama sekali jika seorang sarjana hanya ditugaskan untuk ganti baut ban dengan bayaran rendah asal bisa ikut jadwal balapan F1.

ketika anakku bertanya KOMA ITU APA


Ini gara-gara penyiar radio itu, yang berulang kali mengucapkannya berulang-ulang. Anakku tahu sembilan itu apa dan satu itu apa, hanya saja ada satu kata yang terselip diantara sembilan dan satu yang mengganggu otak kecilnya. Satu kata itu adalah 'koma'. Koma itu... Sambil berpikir. Koma itu... Istriku juga ikut berpikir. Baru kita berdua tersadar kalau kita mengerti suatu konsep tanpa bisa menjelaskannya kepada orang lain, yaitu konsep 'koma'. Bagaimana menjelaskan konsep koma kepada anak usia 5 tahun. Akhirnya pikiranku menemukan jawaban simpel yang pasti bisa dimengerti oleh semua anak. 'Kalau koma lima itu artinya setengah, separuh' aku bilang begitu. Lantas malaikat kecil itu menyahut lagi 'kalau koma satu sembilan artinya apa?'. Ooow, jawaban yang salah dari seorang ayah. Pertanyaan yang terakhir itu aku pura-pura tak mendengarnya, dan mengalihkan perhatiannya pada makanan, strategi yang kemungkinan besar berhasil.

Perjalanan kali ini sudah usai, rumah sudah dikunci, ia pun sudah tertidur lelap sedari di mobil tadi. Tapi pertanyaan itu masih saja menggantung di kepalaku. Pertanyaaan tentang koma. Aku sadar aku masih punya PR untuk menjelaskan koma itu apa. Aku tak bisa membayangkan anakku besar tanpa ia tahu konsep koma. Anehnya aku juga lupa kapan dan bagaimana aku pertama kali belajar konsep koma. Bagaimana guru-guru dulu menjelaskan kepada anak-anak mengenai konsep koma? Ajaib. Mereka, para guru, dapat mengajar sampai kita tahu tanpa kita ingat bagaimana mereka mengajarkannya. Luar biasa. Dan sekarang aku disini, terbaring di tempat tidur tanpa bisa tertidur pulas. Mencoba menarik kembali memori tentang pelajaran koma dan bagaimana menjelaskannya kepada anak TK.

Inilah rasanya menjadi ayah. Tidak bisa tidur hanya gara-gara anakmu bertanya 'koma itu apa?' Tak terhitung berapa banyak pertanyaan pertanyaan-pertanyaan serupa lainnya seperti 'kenapa abis satu, dua? Kenapa polisi bajunya coklat? Emang Allah dimana? Kok aku belum punya ade?' dan sederet pertanyaan lain yang jawabannya entah ada atau tidak jika dicari di google. Ajaib, seorang tanpa pendidikan sekolah dan logika sederhana bisa menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang begitu brilian namun sederhana. Yang membuat seorang sarjana S1 kebingungan mencari jawaban yang tepat. Tapi tidak usah takut, dia yang bertanya takkan mencapmu sebagai 'orang bodoh' jika kamu tak bisa menjawabnya, ia akan tetap menganggapmu ayah. Itulah letak keajaiban yang kedua, ketika ia bertanya tanpa menghakimi. Tanpa memberi label 'bodoh' pada siapa yang tak sanggup menjawab pertanyaannya.

Kelak ia akan tahu, atau akan lupa akan pertanyaannya sendiri. Seiring dengan pendidikan sekolah yang penuh pertanyaan dangkal dan rumit. Terkadang seorang ayah pernah terpikir agar kau tak tumbuh besar. Tetap kecil, tetap lugu, tetap menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang tak bisa dijawab seorang ayah. Tetapi kamu tahu itu tak mungkin, ia akan tumbuh besar, tumbuh dewasa, menjadi seorang ayah juga yang sama tak bisa menjawab pertanyaan anaknya.

aku TAHU


Ketika aku berkata 'aku sudah bertobat, aku sudah berubah menjadi lebih baik sekarang'. Aku tahu, aku bisa membaca matamu dan wajahmu yang tertunduk itu. Aku tahu ini seharusnya kabar gembira, namun bagimu kalimat ini justru mengungkit luka lama. Jantungku mendengar jantungmu yang ragu akan kalimat barusan. Tidak, aku sama sekali tidak menyalahkanmu karena aku tahu. Aku tahu benar cerita dibalik keraguanmu sekarang. Cerita yang aku buat, lebih tepatnya cerita kejahatan. Sayang... Meski tidak terucap olehmu, aku tahu.

Aku tahu kamu takut. Takut aku kembali seperti dulu. Berbuat bodoh, menyakiti hatimu, menyakiti hati orang tua ku juga. Aku juga tahu ingatan itu masih menghuni sel-sel dalam otakmu, ingatan yang entah mengapa, bangkit ketika aku berkata 'aku sudah berubah'. Tapi tahukah kamu apa yang kamu tidak tahu? Bahwa aku juga takut, lebih takut dari kamu. Takut aku kembali seperti dulu. Berbuat bodoh, menyakiti hatimu, menyakiti hati orang tua ku, menyakiti hatiku sendiri, membawa diriku ke jurang neraka. Engkau hanya merasakan sakit di dunia ini, sedang aku akan merasakan sakit di dua alam jika saja Allah tak mengampuniku. Ingatan itu pun sama masih menghuni sel-sel dalam otakku, ingatan yang aku kunci di sel terdalam dalam otakku. Tapi ingatan itu tetap ada, suaranya juga terkadang masih terdengar menyesakkan.

Jelas aku tidak punya kekuatan untuk menyuruhmu menghapus ingatan akan cerita itu. Kau pun sama tiada daya menghilangkan rasa sakit yang dulu itu. Yang terbaik yang bisa kita lakukan hanyalah menjalani hidup seperti biasa, tidak terjatuh ke lubang yang sama, berdoa agar itu tidak terjadi lagi. Mungkin hanya waktu dan istiqomah yang bisa mengobati luka yang dulu. Sayangnya aku tak bisa berjanji lagi, karena janji bisa dan pernah kuingkari. Bahkan janji yang terucap di hari itu ketika orang tua kita duduk sebagai saksi. Dan bukanlah janji yang ingin kuberikan padamu, karena janji itu ternyata murah, mudah sekali untuk pecah. Aku ingin memberikanmu, memperlihatkan kepadamu diriku yang baik. Diriku yang menjalani hari demi hari sebagai pribadi yang engkau dan Sang Pencipta inginkan.

Bukan emas, bukan permata, bukan segalanya yang masih bisa dinilai rupiah yang kutahu kau inginkan dariku. Aku tahu persis itu. Aku tahu kamu menginginkan aku, seorang yang dulu pernah membuatmu jatuh cinta. Seseorang yang dahulu tak pernah terpikirkan olehmu melakukan perbuatan seperti itu. Tapi itu dulu, tolong jangan sebut lagi, jangan ingat lagi perbuatan itu. Itu sama menyakitkannya bagimu, terlebih bagiku.

Sayang... Apakah kamu tahu siapa yang memiliki hatiku? Bukan aku, bukan juga kamu, tapi Ia Yang Maha Pencipta, Dialah yang memiliki dan mengendalikan hatiku. Jangan engkau memelas memohon kepadaku untuk menjaga hati, itu diluar kuasaku. Berdoalah kepadaNya, bersimpulah, menangislah, merengeklah di hadapanNya agar Ia senantiasa menjaga hati ini. Aku yang pria ini pun sempat menitikkan air mata untuk mengemis padaNya agar hati ini tidak dibolak balikkan lagi.

surat untuk istri ketika MOBIL DIJUAL


Aku harap engkau sabar atas kondisi kita saat ini. Dahulu kita pernah memimpikan punya kendaraan roda empat, lantas Allah kabulkan, meskipun sekarang diambil kembali. Wajar, karena kendaraan roda empat itu bukan milik kita, dan sejatinya memang tidak ada yang milik kita, semuanya milik Allah, kita hanya dikasih pinjam. Sebaik apapun itu, sesayang apaun kita dengan hal itu, ketika waktunya diambil oleh Allah tidak ada yang bisa menghalangi. Meskipun itu engkau, engkau juga milikNya, bukan milikku. Sebaik apapun engkau, seindah apapun dirimu, sesayang apapun aku padamu, suatu saat ada waktunya kita kan berpisah. Aku dan kamu boleh bersedih ketika nanti saatnya dipisahkan, namun dalam hati kita sudah mengantisipasi memang akan begini akhirnya, semua yang ada di dunia adalah titipan, pinjaman dari Allah, yang cepat atau lambat akan ditarik kembali. Diganti dengan yang lebih indah dan kekal di surga sana.

Tidak usah khawatir jika sekarang yang mengantar kita kemana-mana hanyalah kendaraan roda dua. Meskipun kata 'hanya' tidak pantas untuk diucapkan, karena masih ada mereka yang mimpinya bisa mengendarai kendaraan roda dua. Bukankah dulu kita juga pernah berpanas-panasan, kehujanan, terkena debu dan angin jalanan. Jika sekarang harus seperti itu lagi, toh kita pernah merasakannya sekali, anggap saja nostalgia. Bukankah kita dulu juga pernah meraskan sejuknya AC di tengah kemacetan, mendengarkan musik sementara diluar gaduh, merasakan amannya berteduh di tengah kepungan hujan. Bagiku bukan itu yang membuatku nyaman, bagiku kehadiranmu lah yang membuat perjalananku nyaman. Selama bersamamu, dengan roda dua atau roda empat sama nyamannya.

Percayalah Allah mengambil kendaraan roda empat kita, kendaraan yang pajaknya telat dibayar, kendaraan yang bannya sudah mulai botak, kendaraan yang lecet disana sini. Allah mengambil itu semata untuk memberikan kita yang lebih baik, yang lebi luas dan warnanya merah, seperti yang kamu mau. Dulu kita beranggapan yang penting punya roda empat, lalu kita beli yang second. Tapi Allah bilang kita layak untuk mendapat yang baru, karenanya ia mengambil roda empat second tadi untuk diganti dengan yang baru. Roda empat kita yang baru sedang disiapkan oleh Allah, tidak lama lagi, jadi bersabarlah. Kapannya jangan kau tanya aku, tanyalah pada Allah di setiap tahajud mu. Aku yakin Allah takkan rela lama-lama membiarkan bidadari surganya kehujanan, kepanasan, terkena debu jalanan diatas roda dua.

Entah Allah memberinya lewat aku, lewat kamu atau lewat siapa. Bukankah Allah senang jika memberi rezeki dari jalan yang tak terduga-duga. Tak perlu kau menabung rupiah untuk uang muka, cukuplah engkau menabung kesabaran dan keikhlasan. Kelak, tak lama lagi, insyaallah roda empat yang baru akan terparkir di halaman rumah kita. Yang lebih bagus dari punya kita dahulu.

terlanjur KECEWA di tempat kerja


Apa jadinya jika hati dan pikiran sudah tidak ada di tempat kerja.
Semangat loyo, produktivitas menurun, ide-ide pudar, pikiran hang, engagement hilang.

Apa jadinya jika situasi kerja menjadi sedemikian buruknya hingga logika sempat mempertimbangkan 'lebih baik nganggur daripada kerja kaya gini'.
Masuk kerja tapi ga kerja, browsing-browsing, ngaskus, cari lowongan pekerjaan, tidur di masjid, magabut (makan gaji buta).

Apa jadinya jika perasaan sudah bilang 'saya harusnya ga disini lagi'
Orang mau bilang 'syukurin aja masih punya kerjaan, banyak orang lain yang nganggur', dalam hati yang terucap malah 'bukan itu masalahnya, ini bukan soal bersyukur apa ngga'

Apa jadinya jika kita sudah tidak betah di perusahaan
Kantor bukan lagi tempat kerja, kantor menjadi 'tempat ga tau mau ngerjain apa'

Hati dan pikiran susah dipaksakan. Kalau sudah tidak betah di tempat kerja, entah karena atasan, aturan, rekan, tekanan, atau bayaran. Sama sekali tidak bisa dipaksa, meskipun orang bilang bersyukur aja, kerja yang ikhlas, anggap aja ibadah, bla bla bla. Tetap susah. Bisa tapi susah, atau susah tapi bisa. Intinya tetap susah untuk bekerja dengan sepenuh hati lagi.

Biasanya orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang dikecewakan, orang-orang yang disia-siakan. Oleh perusahaan, oleh atasan. Sudah memberi lebih malah mendapat sedih. Tadinya niat mengabdi tanpa pamrih jadinya malah menghitung budi.

atasan yang menyorot KESALAHAN


Saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan saya saat ini. Meskipun menurut orang jabatan saya saat ini sudah lumayan enak. Menjadi seorang manajer dengan gaji hampir 8 juta rupiah per bulan bukanlah pekerjaan yang mudah didapat. Namun bagi seorang laki-laki, ada hal lain yang jauh lebih penting dibanding materi, jauh lebih penting daripada gaji, yaitu harga diri. Jika di tempat kerja kita sudah tidak dianggap, lebih banyak dilihat kesalahannya dibanding kelebihannya, jasa-jasa terhadap perusahaan dilupakan (yang diungkit hanya kekurangannya), ditegur di depan umum, dicuekin, itu sudah tanda-tanda yang jelas kalau kita harus segera resign dari kantor. Mencari pekerjaan lain yang lebih baik, lebih menghargai kita sebagai manusia, lebih dapat melihat kelebihan dibanding kekurangan.

Ketika bekerja kita sambil belajar, ketika belajar maka adalah wajar kita melakukan kesalahan sebagai bagian dari proses pembelajaran. Kesalahan adalah salah satu harga yang harus dibayar atas proses pembelajaran. Tapi bagaimana jika di tempat kerja, atasan tidak memberikan ruang bagi kesalahan, no room for error. Mungkin atasan yang seperti itu cocoknya bekerja dengan mesin yang terprogram dengan sempurna, yang kemungkinan salahnya kecil sekali. Selama seseorang bekerja dengan manusia, ia harus bersedia berhadapan dengan kesalahan. Jangan anak buah sudah mengepel seluruh ruangan, lantas ada satu keramik yang masih kotor, kemudian ia disalahkan. Si atasan hanya melihat satu keramik yang kotor, tanpa melihat ratusan keramik lain yang mengkilap.

Ketika Anda di tempat kerja lebih banyak di lihat kesalahannya daripada kebaikannya. Itu isyarat dari Allah kalau Anda harus mulai berpikir untuk mencari tempat kerja baru, mencari tempat baru untuk berkarya. Dimana hasil kerja Anda, karya Anda lebih dihargai. Meskipun tujuan utama kita bekerja dan berkarya bukan untuk dihargai orang. Tapi ketika kita berada di suatu lingkungan dimana hasil kerja Anda kurang dihargai, maka itu tidak sehat, apalagi secara jangka panjang. Terlebih lagi di tempat kerja, Anda menghabiskan kurang lebih sepertiga waktu. Bagaimana jadinya jika Anda menghabiskan sepertiga waktu, bahkan lebih, di tempat yang tidak sehat. Bisa-bisa Anda ikut tidak sehat, bahkan jatuh sakit. Yang tadinya punya banyak ide dan semangat untuk berkarya jadinya melempem dan mentok karena terlalu sering disorot kekurangannya.