Senin, 22 November 2010

makna pekerjaan bagi seorang laki-laki

Seberapa besar sih porsi pekerjaan dalam kehidupan seorang pria?

Sebelum menjawab pertanyaan diatas, biarkan saya memaparkan fakta berikut:

Dalam sehari ada 24 jam, dan waktu untuk bekerja normalnya adalah 8 jam. Bahkan seringkali lebih dari 8 jam jika ada lembur. Di tempat saya bekerja, seseorang bisa bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 24 tengah malam. Itu berarti orang yang bersangkutan menghabiskan waktunya 17 jam sehari. Lebih dari 70% waktunya dihabiskan di tempat kerja, dan kurang dari 30% di rumah, itu pun pasti sebagian besar digunakan untuk istirahat.

Delapan jam sehari atau sepertiga waktu yang dimiliki seorang pria hanya habis untuk satu jenis kegiatan: yaitu bekerja. Sedangkan yang dua per tiga nya baru digunakan untuk aktivitas yang lain seperti: ibadah, bercengkrama dengan keluarga, hiburan, istirahat, tidur, makan, mandi, belajar, interaksi sosial, dll. Bayangkan apa yang terjadi jika terdapat masalah yang signifikan terhadap aktivitas yang menyita waktu sepertiga harinya?

Jika, dalam pekerjaannya seorang pria merasa tidak melakukan sesuatu yang berarti, tidak menyumbang apa-apa dalam kehidupan pribadinya berarti pria ini telah membuang sepertiga harinya. Membuat hidupnya hanya tinggal dua per tiganya. Yang juga belum tentu bisa digunakan secara maksimal.

Terlebih lagi bagi seorang kepala rumah tangga muslim yang menyadari bahwa ia mempunyai kewajiban mencari nafkah yang halal dan berkah bagi anak istrinya. Halal berarti bahwa rupiah yang dihasilkan berasal dari pekerjaan yang tidak bertentangan dengan perintah dan larangan Allah. Berkah berarti bahwa ia memberikan kualitas terbaik yang bisa diberikan untuk mendapat rupiah tersebut.

Bekerja di perusahaan adalah halal, namun bisa menjadi tidak berkah jika pekerjaan yang dilakukan di perusahaan itu dilakukan dengan setengah-setengah dan ada unsur korupsi waktu. Menjadi dilema bagi seorang pria jika ia seolah terperangkap dalam pekerjaan dimana ia tidak bisa atau tidak tahu bagaimana memberikan yang terbaik dari dirinya. Sedang keadaan mengharuskan ia tak bisa pindah pekerjaan.

Hanya Allah lah yang Maha Bijaksana yang mampu menjawab segala pertanyaan dan kondisi yang rumit.

aku tak pernah memilihmu menjadi istri

Suatu hari sepasang suami istri bertengkar. Diantara perkataan yang terlempar dari pikiran-pikiran yang penuh emosi itu adalah "Mengapa kamu memilihku menjadi istri?". Sang suami terdiam, tak mampu menjawab. Membiarkan refleksnya bekerja dan memuntahkan kata-kata begitu saja. "Aku tak pernah memilihmu menjadi istri, Allah yang memilihkanmu untukku".

Setelah kalimat itu berlalu, keduanya terdiam. Sang istri merenung atas perkataan suaminya. Dan sang suami pun terheran dengan kata-kata yang ia ucapkan secara refleks tadi. Barulah sang suami mendapati kebenaran di balik kata-kata yang sebenarnya tak terencana. Bahwa, walaupun sang istri bukanlah wanita tercantik dan terpandai yang ia temui, walaupun sang istri memiliki banyak perbedaan dengan dirinya, walaupun sang istri seringkali membuat jengkel dirinya, toh ada satu alasan mengapa saat ini kami bersanding dalam bingkai pernikahan. Ada alasan yang jelas mengapa Allah menjodohkan kami. Dan Allah, pasti dan pasti, tak mungkin bisa salah memasang-masangkan makhluknya.

Mungkin, kehadirannya dalam hidupku semata-mata untuk memberiku pelajaran:
  • Pelajaran untuk sabar
  • Pelajaran untuk menghadapi orang yang berbeda
  • Pelajaran untuk menahan emosi
  • Pelajaran untuk dapat mengambil pelajaran dalam setiap takdir kehidupan

Sesaat pun aku tak pernah bertanya "Mengapa Allah menjodohkanku dengan perempuan ini?". Karena ku yakin jawabannya pasti masuk akal, meski saat ini aku belum mengerti pasti jawabannya. Tapi aku yakin.

Sabtu, 20 November 2010

Anthony de Mello Collection

Anthony de Mello lahir di Bombay, India, 4 September 1931 – meninggal di New York, Amerika Serikat, 2 Juni1987 pada umur 55 tahun. Adalah seorang tokoh yang menjadi inspirasi bagi diri saya. Meskipun beliau berbeda agama dengan saya, namun apa yang disampaikan mengena dan cocok di hati dan pikiran saya. Pemikirannya pun bersifat multi agama, tidak berpihak pada agama manapun. Inti dari pemikiran beliau adalah untuk 'bangun', sadar diri, to be aware.

Disini saya hanya ingin berbagi mengenai apa yang berguna bagi saya dan mungkin juga berguna bagi saudara-saudara saya yang lain. File-file yang saya kumpulkan disini sebenarnya bisa di download gratis dari internet, namun jika Anda merasa repot dan tak punya waktu untuk mendownloadnya satu per satu, saya bisa membantu menyalinnya ke dalam bentuk DVD dan mengirimkannya ke alamat Anda. Berikut koleksi saya:

1. Awareness ( part 1 s/d 56 )
  • Ukuran : 1,53 GB
  • Jumlah File : 69 file
  • Tipe File: flv
2. Rediscovering Life ( part 1 s/d 4 )

  • Ukuran : 448 MB
  • Jumlah File : 24 file
  • Tipe File: flv
3. Wake Up (How to be real, How to love, Pray)
  • Ukuran : 227 MB
  • Jumlah File : 12 file
  • Tipe File: flv
Bagi Anda yang berminat mendapat salinan file tersebut diatas dalam bentuk DVD silakan hubungi saya melalui email rizkiardibachtiar@gmail.com.

Link Terkait :
  1. Situs resmi Anthony de Mello (www.demello.org)
  2. Kumpulan cerita pendek dari Anthony de Mello (www.pondokrenungan.com/anthony.php)
  3. Kumpulan cerita dari Anthony de Mello (http://media.isnet.org/sufi/Mello/)
  4. Artikel Anthony de Mello (www.soulwise.net/99adm00.htm)
  5. Awareness clip on Youtube (www.youtube.com/user/mothnrust)
Sampel Video dari Youtube :

Anthony de Mello Rediscovering Life Pt1 1 of 5

Anthony de Mello Rediscovering Life Pt1 2 of 5

Anthony de Mello Rediscovering Life Pt1 3 of 5

Anthony de Mello Rediscovering Life Pt1 4 of 5

Anthony de Mello Rediscovering Life Pt1 5 of 5

~ ~ ~
Sang murid bertanya kepada Sang Guru, "Berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk menjadi bijaksana?". Sang Guru Menjawab, "Sekejap mata'. Sang murid terlihat bingung dan kembali bertanya, "Lalu mengapa kami harus menghabiskan waktu untuk belajar kebijaksanaan di kuil ini bertahun-tahun bahkan puluhan tahun". Sang Guru tersenyum sambil bertanya balik, "Berapa waktu yang dibutuhkan untuk melihat bulan?"

"Butuh seumur hidup untuk seseorang agar dapat membuka matanya, namun melihat cukup dilakukan dalam sekejap"

Rabu, 17 November 2010

kembali salat subuh berjamaah

Alhamdulillah, setelah sekian lama, saya kembali dikaruniakan Allah kenikmatan untuk salat subuh berjamaah di masjid. Itu semua bukan karena kekuatan dan kemauan dari diri saya, namun semata-mata adalah karunia, rahmat dan nikmat dari Allah. Saya berulang kali mengingatkan diri saya untuk beristighfar jika mendapati pikiran ini menganggap diri ini lebih baik dari mereka yang masih tertidur pulas ketika saya berangkat atau pulang dari masjid. Sama sekali bukan kekuatan dari diri saya yang membuat tubuh ini bangun, berwudhu, dan melangkahkan kaki ke masjid. Sungguh kenikmatan yang sangat besar yang tidak dapat dibandingkan dengan dunia dan seisinya. Sungguh tak pantas kita iri kepada orang yang memiliki rumah seperti istana, seharusya kita jauh lebih iri kepada orang yang istiqomah menjalankan salat subuh berjamaah.

Salah satu penyebab kita kesiangan salat subuh adalah dosa-dosa yang kita lakukan pada siang dan malam hari sebelumnya. Jadi jika besok kita bersungguh-sungguh ingin mulai salat subuh berjamaah, mulailah dari pagi ini untuk tidak melakukan dosa dan memperbanyak ibadah, terutama memperbanyak ingat kepada Allah. Kehadiran seseorang yang telah istiqomah salat subuh dengan tertib juga sangat membantu untuk mengingatkan diri kita untuk salat subuh dengan tertib. Hanya orang yang salat subuhnya sudah benar yang mampu menggugah orang lain untuk mengikuti jejaknya. Seseorang yang salat subuhnya masih belum benar, walaupun ia mengatakan seribu hadist mengenai keutamaan salat subuh, kata-katanya kan terasa hambar.

Salat subuh memang bisa dijadikan indikator keimanan seseorang. Jikalau salat subuh sudah mulai telat atau sudah malas salat di masjid. Tandanya iman kita sudah mulai terkikis. Untuk mengingatkan diri saya dan kita semua untuk menjaga salat subuh berjamaah. Saya kutip beberapa hadist singkat mengenai keutamaan salat subuh yang saya ambil dari berbagai sumber di internet

“Barangsiapa yang sholat Isya’ berjamaah maka seakan-akan dia telah sholat setengah malam. Dan barangsiapa sholat Subuh berjamaah maka seakan-akan dia telah melaksanakan sholat malam satu malam penuh.” (HR Muslim)

“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

“Barangsiapa yang shalat dua waktu yang dingin maka akan masuk surga.” (HR Bukhari)

“Kami sedang duduk bersama Rasulullah, ketika melihat bulan purnama. Beliau berkata, ‘Sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan yang tidak terhalang dalam melihatnya. Apabila kalian mampu, janganlah kalian menyerah dalam melakukan sholat sebelum terbit matahari (Subuh) dan sholat sebelum terbenam matahari (Ashar). Maka lakukanlah.” (HR Bukhari dan Muslim)

“Dua rakaat fajar (shalat sunnah sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya” (HR. Muslim)

”Sholat berjamaah lebih utama dari sholat salah seorang kamu yang sendirian, berbanding dua puluh lima lipat. Malaikat penjaga malam dan siang berkumpul pada waktu sholat Subuh.” (HR Bukhari)

“Barangsiapa yang menunaikan sholat Subuh maka ia berada dalam jaminan (perlindungan) Allah.” (HR Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)


Terima kasih kepada istri dan adikku yang telah mengingatkan saya untuk kembali ke jalannya.

Minggu, 14 November 2010

resiko menjadi baik

Saya pernah membaca sebuah kisah, entah dari mana. Tentang seorang ulama yang sedang mengimami shalat lalu tiba-tiba beliau mundur dan memberi isyarat agar orang lain menggantikannya menjadi imam. Setelah shalat selesai beliau ditanya perihal mundurnya beliau dari posisi imam. Sang ulama menjawab, tadi ketika sedang shalat terpetik dalam pikiranku bahwa shalatku ini lebih baik dan lebih khusyu daripada shalat makmumku. Karenanya aku mundur.

Itu juga yang saya takutkan jikalau saya mulai belajar menjadi baik dan soleh. Seiring dengan bertambahnya amal soleh yang saya perbuat, saya takut jikalau saya mulai memandang amal soleh yang dilakukakan orang lain kurang dibandingkan dengan saya. Seiring dengan bertambahnya ilmu yang saya pelajari, saya takut jikalau saya nanti berpandangan 'orang lain lebih bodoh dari saya'. Saya hanya tak ingin merasa diri ini lebih soleh atau lebih pandai dari orang lain.

Jikalau nanti saya menjadi orang yang soleh atau orang yang berilmu. Saya ingin sekali menganggapnya sebagai sebuah keberuntungan, semata-mata rahmat dari Allah. Sama sekali bukan karena usaha dan jerih payah saya. Saya ingin sekali merasa bahwa kebaikan dan ilmu yang dianugerahkan Allah saat ini bisa dengan mudah secara tiba-tiba dicabut dari diri saya. Bahwa Allah berkuasa dengan sangat mudah mengubah seorang pendosa menjadi ulama. Sehingga saya tidak punya alasan untuk merasa lebih tinggi dari orang lain.

Minggu, 07 November 2010

aku ingin menikahi keheningan

Keheningan, kesunyian that's all what i needed. Di saat-saat seperti ini, when I looking for an answer, when I looking for myself. Solitude, that's the name of my savior. Manusia, entah apa namanya, entah apa julukannya, tak peduli seperti apa rupanya. I'm tired, I'm sick of it.Aku lelah mengandalkan manusia, di satu waktu ia begitu baik, cocok, like an angel from heaven. And one time, they just look like .... tikus yang menggerogoti emosi dan energiku, makhluk yang menuntut ini itu. Homo sapien yang menyandra dirinya sendiri menjadi tidak bahagia jika aku tak memenuhi kebutuhan emosionalnya. God, sometimes I hate my own race!. Tapi tak mengapa, pun aku juga manusia. Aku juga egois, aku juga bodoh, aku juga tolol. Berharap manusia lain untuk peduli, empati, baik hati or whatever adalah suatu ketololan yang luar biasa. You know, I'm human they human, I'm idiot they too.

"You have to suffer enough in relationship to make you say ENOUGH". Cukup atas semua harapan tak masuk akal terhadap sesama manusia. Cukup untuk berharap manusia bersikap selamanya baik. Bukan berarti aku kehilangan harapan atas kebaikan umat manusia. Pada beberapa kesempatan mereka menjadi baik, namun mereka tidak pernah baik padamu. Mereka baik karena mereka dalam kondisi emosi yang bagus atau karena aku tipe orang yang cocok dengan mereka. Otherwise, they would turn to someone else. In some case, human are very predictable, when you say 'I dont care' they surely turn sour to you. But when you say 'I'm sorry, you're right' and then they start giving you a litle bit smile. Human are that simple, you press one button and they turn good on you, and then you press another and then they turn into evil. Am I correct?

Karenanya aku lebih memilih keheningan sebagai sahabat setiaku. Bahkan, sepertinya aku lebih memilih untuk menikahi keheningan daripada manusia. Entah di pinggir pantai atau di kamar kos yang kosong, ia hadir. Ketika di tengah jam kerja atau di tengah malam, ia siap sedia. You know what, aku pernah melewatkan semua waktu-waktu istimewa bersama keheningan. Aku dan keheningan hanya berdua saja ketika hari raya idul fitri, ketika tahun baru, ketika aku ulang tahun, ketika aku DO dari universitas, ketika aku pertama kali diterima kerja, ketika aku pertama kali naik gaji, ketika besok harinya aku akan menikah. Dan ia ada disini bersamaku malam ini.

Satu hal yang paling aku suka dari keheningan adalah: Ia tak membutuhkanku, dan karenanya ia tak bergantung padaku. Jadi, dalam kondisi apapun aku datang padanya, she is welcome. Eventhough I admit that I often came to her when I'm a mess. Aku merasakan seolah-olah ia duduk di sisiku ketika aku duduk di tepi pantai, aku dapat merasakan kehadirannya di depan meja kerjaku ketika aku kerja lembur, aku dapat merasakan ia membonceng di jok sepeda motorku ketika aku pulang malam hari. Namun ia berkata selamat tinggal ketika aku tiba di depan pintu rumah, aku bahkan dapat mengingat senyum sedihnya di hari pernikahanku. Dan di malam ini aku baru tersadar mengapa dia bersedih di hari yang seharusnya bahagia itu. Mulai hari itu, aku tak bisa menghadirkan keheningan kapanpun dimanapun aku mau.

Malam ini rasanya kami seperti mantan pacar yang sudah lama tidak bertemu. Dan kembali bertemu sebagai sepasang sahabat. Satu pesan terpenting yang kuingat dari keheningan adalah ketika ia berkata: "Kamu harus mencintai dan berbuat baik manusia bukan karena mereka juga mencintai dan berbuat baik padamu. Kamu harus tetap mencintai dan berbuat baik kepada sesama manusia tanpa melihat perlakuan mereka padamu. Dan kamu hanya bisa mencapai hal itu ketika kau tidak lagi membutuhkan dan menggantungkan emosi dan kebahagiaanmu pada manusia lain".

Kamis, 04 November 2010

Laut Pagi Ini

Pantai Kelapa Tujuh, Suralaya - Merak. Hari Jumat, tanggal 4 November 2010. Pukul 07.15.
Keindahan yang tak terlukiskan ketika aku berada di sana saat itu

Adil, Ikhlas, dan Tidak Egois

Jika adil adalah berlaku seimbang dan proporsional
Apakah adil jika kita berharap Allah melupakan semua dosa-dosa kita, sementara kita berharap Allah mengingat semua kebaikan-kebaikan kita

Jika ikhlas adalah melakukan sesuatu tanpa berharap akan suatu imbalan
Apakah berbuat baik untuk mendapatkan pahala atau surga itu bisa dibilang ikhlas

Jika ketidakegoisan adalah melakukan sesuatu tanpa memikirkan diri sendiri
Apakah egois jika kita berbuat kebaikan dengan berharap agar kebaikan itu kembali pada diri kita

Andaikan tidak ada surga dan neraka
Andaikan tidak ada pahala dan dosa
Apakah kita tetap melakukan yang selama ini kita lakukan?

Rabu, 03 November 2010

terlatih untuk tidak puas

Pernahkah Anda merasa kerja keras yang telah Anda lakukan belum cukup maksimal?

Pernahkah Anda merasa harta benda yang Anda miliki masih kurang?

Pernahkah Anda merasa sifat, sikap dan kebiasaan yang sekarang Anda miliki perlu diubah?

Kalau Anda merasakan hal itu, saya dan juga jutaan manusia di planet kita ini merasakan hal yang sama. Ketidakpuasan akan hal yang ada saat ini. Karena kita umat manusia, entah bermula dari mana, di didik dan di latih untuk merasa tidak puas. Kita diajarkan untuk mencapai 'ideal'. Kita di nasehati untuk menjadi seperti seseorang. Kita dilatih untuk mencapai lebih dan lebih. Namun sayangnya Itu semua tidak diimbangi dengan pendidikan yang bertemakan 'Merasa puas dengan apa yang ada'.

Karena ada ketakutan kolektif, ketakutan yang tidak nyata. Bahwa jika kita merasa puas dengan apa yang ada maka kita tidak terdorong untuk berusaha lebih dan lebih. Lebih baik, lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat, lebih banyak, lebih dari orang lain. Tidak ada salahnya untuk menjadi 'lebih' selama itu dalam makna yang positif. Yang keliru adalah jika kita beranggapan perlu 'rasa tidak puas' untuk melakukan yang lebih.

Seorang mahasiswa yang harus bekerja extra hingga larut malam untuk membiayai kuliahnya sendiri, di saat yang sama mempunyai kewajiban menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya yang sama sekali tidak sederhana dan ringan. Mahasiswa itu merasa tidak puas dengan tugas-tugas yang ia kerjakan apa adanya karena keterbatasan waktu dan tenaga yang harus dibagi dengan pekerjaan part timenya.

Seorang karyawan kontrak yang memberikan tenaga dan waktunya pada sebuah perusahan selama bertahun-tahun namun tak kunjung dihargai pengabdiannya. Tak ada tanda sedikitpun ia akan diangkat menjadi karyawan tetap. Karyawan itu merasa tidak puas dengan perusahaan dan pekerjaanya saat ini.

Selalu dengan peristiwa dan kondisi yang tidak ideal. Selalu ada tangga keatas untuk diinjak. Selalu ada orang lain yang memiliki lebih. Selalu ada sesuatu yang harus diperbaiki dalam hidup kita.

Tak bisakah kita hening sejenak dari kehidupan ini dan merenung tentang arti kepuasan. Mari kita membuang apa-apa yang telah kita pelajari tentang kepuasan. Dan kita belajar kembali tentang arti kepuasan. To unlearn and then to relearn. Kita harus menumpahkan dulu apa yang sudah ada agar kita bisa mengisi kembali apa yang belum ada. Bukankah begitu?

Bagaimana jika kita mulai dengan membuang pelajaran tentang 'Berfokus pada apa yang ingin kita capai atau apa yang ingin kita miliki?'. Bukankah kita selama ini sudah terlatih untuk membuat rencana, target, cita-cita, kondisi ideal, utopia, dan apapun itu. Mari kita buang itu semua, mari kita berkata pada diri sendiri. "Saya tidak harus menjadi apapun selain saya yang ada sekarang ini, saya tidak harus memiliki apapun selain yang saya miliki saat ini, saya tidak harus berubah. Saya tidak punya keinginan untuk menjadi atau memiliki atau mencapai sesuatu yang lain dari yang ada saat ini". Tidak ada target, tidak ada cita-cita. Yang ada hanya: MENIKMATI APA YANG ADA, APAPUN ITU. Status Quo untuk sejenak. Bahkan jika apa yang ada terlihat jauh dari ideal, jauh dari baik. Terima dan nikmati saja.

Apa yang ada saat ini adalah sempurna. Situasi yang ada saat ini adalah sempurna. Diri Anda yang ada saat ini adalah sempurna. Dan sama sekali tidak ada alasan untuk merasa kurang atau tidak puas. Sama sekali tidak ada alasan untuk merasa sedih, cemas atau khwatir. Though everything is a mess, all is well, all is well. Semua sempurna tak perlu ada yang diubah.

Suatu pemikiran yang radikal bukan? Tapi tahan komentar yang siap-siap meluncur dari mulut Anda karena Anda belum mengikuti pelajaran seutuhnya. Ingat kalimat Tiada Tuhan Selain Allah. Dan saat ini Anda baru pada kalimat 'Tiada Tuhan ....

  • Kalimat-kalimat berikut kan menjawab pertanyaan: Kalau kita selalu merasa puas, bagaimana kita bisa terdorong untuk menjadi lebih baik?
  • Kalau kita merasa segalanya telah sempurna untuk apa merencanakan dan membuat target, dan terlebih berusaha untuk melakukan hal-hal positif dan mulia?
  • Kalau kita telah merasa puas buat apa lagi kita menetapkan impian-impian, toh semua sudah ada disini?
  • Kalau kita puas dengan pribadi kita saat ini, mustahil untuk bisa menjadi pribadi yang lebih positif yang kita inginkan?Kalau kita merasa dunia ini sudah baik-baik saja, untuk apa lagi mengubahnya?
  • Bukankah rasa tidak cukup/tidak puas mendorong orang untuk berubah dan berbuat lebih, dalam artian positif?
Sebelum saya menjawab pertanyaan diatas. Saya ingin bertanya balik: "Bagaimana sebuah pohon, dari sebuah benih kecil tumbuh menjadi pohon raksasa? Apakah di satu waktu benih itu merasa tidak puas menjadi benih dan ingin menjadi pohon? Apakah pohon kecil merasa tidak puas dan lantas ingin menjadi pohon besar? Apakah pohon tersebut tumbuh karena didasari ketidakpuasan? Apakah pohon tersebut itu memiliki target untuk mencapai tinggi sekian dan bobot sekian? Apa kira-kira jawabannya menurut Anda?

...

Tumbuhlah seperti pohon. Berubahlah seperti pohon berubah. Jadilah lebih baik seperti pohon yang dengan perlahan namun pasti menjadi lebih baik dari hari ke hari. Jadilah seperti pohon yang terus tumbuh sesuai gambaran Sang Pencipta. Pertumbuhannya tidak didorong oleh rasa tidak puas atau tidak cukup atas yang telah Allah berikan padanya pada satu waktu. Pertumbuhannya TERJADI karena sifat asli (nature) pohon adalah untuk tumbuh. Pohon tidak seperti manusia yang bisa dicemari oleh nafsu dan pikiran-pikiran negatif. Karenanya pohon tidak memiliki kendala untuk melaksanakan sifat aslinya. To growth is their nature. Tugas manusia hanyalah mengatasi nafsu dan pikiran-pikiran negatifnya, kemudian hal-hal baik akan terjadi dengan sendirinya.

Jadi jika Anda masih beranggapan 'kita butuh rasa tidak puas/tidak cukup untuk kemudian berbuat lebih baik dan berubah menjadi lebih positif' berpikir ulanglah. Karena kecenderungan untuk lebih baik dan lebih positif adalah sifat asli kita yang sebenarnya tidak perlu didasari oleh emosi lain yang negatif. To be good is our nature.

catatan penulis:
Sejujurnya saya merasa kurang puas dengan tulisan yang acak adul begini. Namun saya menyadari untuk tidak mengait-ngaitkan kebahagiaan, kepuasan hidup, dan rasa syukur saya karena ada hasil kerja atau kerja itu sendiri yang kurang sempurna. Sekali lagi maafkan saya untuk tulisan yang absurd struktur penulisannya. Bukankah hidup juga penuh dengan ke-absurd-an.

Kalau harta bukan apa2, mengapa saya ingin memilikinya?

Ada satu dari banyak hal yang menggelitik nalar saya. Yaitu bahwa kekayaan duniawi sebenarnya bukanlah apa-apa. Hanyalah ilusi, dan sama sekali tak ada bandingannya dengan kekayaan di akhirat. Bahkan shalat dua rakaat sebelum subuh pun lebih berarti dari dunia dan seisinya. Syahdan, dunia ini harganya sepadan dengan sebelah sayap lalat. Pun di dunia ini, kekayaan duniawi tidak menjamin kebahagiaan ketika masih di dunia. Terlebih kekayaan dunia menjadi ganjalan di akhirat kelak karena harus dipertanggungjawabkan. Bahkan Rasulullah sendiri menolak tawaran malaikat atas kekayaan melebihi kerajaan Persia dan Romawi. Jadi kekayaan harta sebenarnya tidak bernilai apa-apa, bahkan cenderung merugikan dan menjadi cobaan. Jika dibandingkan kekayaan hakiki yang ada di hati dan kekayaan abadi yang ada di akhirat, seisi dunia tak ada nilainya.

Namun, yang menjadi ganjalan di hati saya. Mengapa dalam hati kecil saya masih ingin memperoleh kekayaan duniawi? Padahal saya tahu bahwa kekayaan itu bukan apa-apa. Mengapa saya tidak menginginkan sesuatu yang cukup-cukup saja, yang sederhana seperti kehidupan Rasulullah. Mengapa saya tidak bisa tidak bermimpi untuk hidup bekecukupan?


Jawabannya ada di kepala saya, namun belum bisa saya ungkapkan dengan kata-kata. Karena sulit untuk menggambarkan perasaan.

Senin, 01 November 2010

Entropi

Terinspirasi dari hukum termodinamika 2 yang menjelaskan bahwa dalam proses perubahan molekul2 energi akan terdapat ketidakteraturan. Ketidakteraturan itu disebut dengan Entropi. Life exist because cells are able to avoid equilibrium  (Hopkins 2008:91). Ya, jadi intinya ketidakteraturan atau keadaan di luar dugaan yang terjadi dalam hidup merupakan salah satu faktor dalam proses pembentukan energi untuk berlangsungnya kehidupan. Karena ketidakteraturan yang kadang terjadi dalam hidup itulah proses transfer energi dalam kehidupan terus berlangsung, karena ketidakteraturan itulah berbagai molekul dalam sebuah unit kehidupan yang sangat kecil, yang kita sebut dengan Sel, bisa menghasilkan energi super hebat bernama ATP,energi yang membuat manusia bisa melakukan berbagai aktifitasnya (namun ketidakteraturan yang berlangsung juga tidak boleh terlalu berlebih, menurut persamaan Clausius, harus memenuhi S=k log D dengan k adalah ketetapan Boltzman(1,38 x 10^-23 joule per kelvin) dan D adalah disorder,kenapa “disordernya” ga boleh berlebih?  Karena D(Disorder) berada dalam fungsi logaritme , dan jika terlalu besar nilainya bisa menjadi negative.hehe bingung ya? Baiklah.mari kita tinggalkan sejenak kuliah mengenai bioenergetika sel itu, namun bagi yang masih penasaran, silahkan googling: “ Bioenergetics and Energy Transformation in living Organism”atau carilah buku hopkins di toko2 buku terdekat:).yang ingin saya bagikan disini mungkin sedikit paradigma bahwa memang selalu ada hal2 tidak terduga yang terjadi dalam kehidupan kita, namun kalau dimaknai lebih dalam , bisa jadi dari hal2 tidak terduga itulah muncul aliran energi baru….

“Sip. secara teori kamu sudah lulus, sekarang tinggal prakteknya dyn. mari siapkan dirimu untuk mengerjakan soal ujian! Kali ini soalnya bukan tentang perhitungan rumus termodinamika,transduksi energi atau kemiosmosis dari proses sintesis ATP…”

*Waduh,Perasaan saya agak2 ga enak nih .. hehe*

Minggu, 17 oktober 2010
“Ka dyna,  hari ini jadi bimbel ya jam 2.soalnya hari senin titha ujian.. makasih ka Dyna”

Sebenarnya hari sabtu-minggu itu hari istirahat nasional bagi para mahasiswa setelah 5 hari yang padatnya seperti kereta ekonomi jakarta depok jam 7 pagi =) tapi siang itu, akhirnya saya memutuskan untuk berangkat juga, “hitung2 menolong orang” sabda nabi, barangsiapa memudahkan urusan seorang muslim, maka Allahpun akan memudahkan urusannya.

Tepat jam 1 siang saya sudah rapih dan bersiap2 berangkat. Hari minggu siang jalan-jalan terlihat agak sepi, di angkot pun saya hanya berdua dengan seorang ibu-ibu. Mungkin karena kebanyakan orang depok memutuskan untuk menghabiskan waktu di rumah pada hari minggu. Hehe bikin hipotesis dadakan.

Jam di hp saya menunjukkan pukul 13.30, sudah hampir sampai terminal. Tangan saya meraba-raba ke dalam tas, mencoba mengambil dompet.

Ga ada. Hah? Masa sih ga ada? Kali ini mata saya ikutan mencari-cari.Saya membuka tas lebih lebih lebar dan mengaduk-aduk isinya. Tapi hasilnya nihil. Dompet mickey mouse itu memang ternyata tidak ada di dalam tas. Astagfirullah, ya , saya baru inget, dompet itu masih tergelatak di laci kamar.

Gawat. Di angkot tinggal sendiri. Bayar pake apa nih? Kalau ga bayar, bisa-bisa dimarahin supir angot. Saya berusaha mencari2 lagi, mungkin ada uang yang terselip hasilnya: Alhamdulillah ada 5 uang logam 500an. Pas 2500. Saya memberikan uang itu ke supirnya dan turun.
Di terminal

Bingung.

Tepat jam 2. Langit sudah agak mendung.  Wah udah telat gimana nih?

Sambil berdiri memperhatikan orang yang lalu lalang di terminal saya mencoba membuat pertimbangan:
  1. Kalau saya memutuskan pulang lagi . balik naik angkot . Sms anak asrama suruh nunggu di depan alfamart. Masalahnya beres. Tapi kasihan titha, lagian saya kan udah janji, terus sayang waktunya , kebuang 1 jam lebih cuma buat bolak balik ga ada artinya, dan sayang bajunya juga, udah rapih2 masa pulang lagi, hehe
  2. Terusin berangkat ngajar. Terusin berangkat ngajar gimana?dompet ga ada, atm ga ada, uang ga ada. Masih butuh uang 14 ribu kalau mau lanjut ngajar dan ongkos buat ke asrama. Minta jemput mama titha? Bisa aja sih, tapi ,Huh, malu2in, masa iya guru bimbel di jemput gara2 lupa bawa ongkos. Minta tolong ka el ke terminal, nganter pake motor. Tapi pasti lama, belum lagi kalau ka el ga mau…
Hp saya berdering. Waktu menunjukkan pukul setengah 3.

Panggilan dari mama titha.“halo ka dyna, jadi datang kan?”

“iya tante, jadi kok. Ni saya lagi di jalan. Maaf ya tante agak telat. Kemungkinan sampai sana jam 3”

“iya, gapapa ka dyna, tithanya udah tante suruh nunggu sambil belajar tuh di kamar. Makasih ya ka dyna”

“iya sama2 tante..”

Hff. Berarti option pertama di delete. Gimanapun caranya harus tetep berangkat ngajar. Tapi gimana caranya?

Tiba-tiba tecetus ide dalam pikiran saya yang membut saya tersenyum. Harus senekat itukah? Gpp kali, dicoba aja. Akhwat, berjilbab harus melakukan itu?ga malu?

Hei menolong orang itu ibadah, dan membantu orang untuk beribadah itu juga ibadah
Oke baiklah.dicoba. Bismillahirrahmanirrahimm….dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang….
“ Permisi Pak…setiap hari bapak jualan disini?” pertanyaan retorika itu saya ajukan pada seorang bapak penjual gorengan yang memang saya lihat setiap hari berjualan di depan ITC
“iya ada apa , Neng?” jawab bapak itu ramah

Ayo.ayo, katakan sajalah. Bismillah..
“ini pak, rumah saya di depok timur. Saya mau berangkat ngajar. Tapi saya baru nyadar, ternyata dompet saya tertinggal di rumah. Boleh saya pinjam uang bapak dulu? Setiap hari saya lewat sini ko pak. Insya Allah besok langsung saya ganti”
Agak deg2an. Penjelasan yang saya berikan sudah selengkap2nya dan sejujur2nya tuh.   waiting his answer…

Langit depok semakin gelap.
Satu persatu tetesan air mulai jatuh membasahi terminal depok.

Gerimis …
Menurut sebuah hadits, saat hujan adalah saat paling baik untuk berdoa karena malaikat turun ( teori fisikanya : magnetosfer bumi saat hujan dan sepertiga malam terakhir sedang menipis. Dalam al Qur’an dikatakan Malaikat dari cahaya. Cahaya itu kan gelombang elektromagnet. dan gelombang elektomagnet yang bertebaran di angkasa bisa sampai ke bumi dalam jumlah yang banyak jika magnetosfernya bumi sedang dalam keadaan menipis…Hey udah.teori fisikanya disimpen ,sekarang berdoa dulu …)

Hasbiyallah, rabbana ‘alaika tawakkalna... Wahuwa Robbul arsyil ‘adzim…
“cukup bagiku Allah. Ya Rabb, hanya padaMu aku bertawakal.. dan Engkau adalah pemilik arsy yang agung…”

Bapak penjual gorengan itu belum menjawab pertanyaan saya, tapi kemudian beliau menghampiri bapak penjual kue ape, dan bapak penjual minuman kemasan di sebelehnya.
“ada apa, ada apa?” Tanya mereka serentak

*haduh gawat . jadi rame. Semoga ga sampai ketauan petugas keamanan terminal, bisa2 masuk berita. Apalagi wartawan jaman sekarng suka lebay, jangan2 nanti headlinenya
Degradasi moral mahasiswa; Seorang mahasiswi UI yang lupa membawa ongkos rela meminta uang pada penjual gorengan.

Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Kembali lagi ke bapak penjual gorengan, bapak penjual kue ape, dan bapak penjual minuman kemasan..
Saya mengamati mereka bertiga berdiskusi. Bapak penjual gorengan menjelaskan duduk permasalahannya kepada dua temannya itu.tidak lama kemudian,
“emang Neng butuh berapa?” Tanya bapak penjual kue ape.
“sekitar 20 ribu,pak”

Mereka bertiga saling tatap. Bapak penjual kue ape kemudian membuka laci gerobaknya, mengambil 2 lembar uang lima ribuan. Bapak2 penjual yang lain juga melakukan hal yang sama,hingga terkumpul 20 ribu.
Subhanallah saya benar2 terharu… mereka sampai patungan…
“ini Neng, uangnya…”

Tangan saya ragu2 menerimanya. Rasanya uang duapuluh ribu yang mereka kasih dari hasil patungan jauh lebih besar dari pembayaran ngajar yang saya terima setiap bulan.
“pak, besok saya balik lagi kok kesini. Tapi ini disimpan aja nomor hp saya.” Ujar saya pada bapak-bapak penjual itu. Khawatir mereka mengira kalau saya bohong. Tapi jawaban yang saya terima justru membuat saya semakin speechless:
“Neng, dibawa aja uangnya. Neng besok balik lagi kesini atau ngga itu terserah Neng. Kami sudah ikhlas”

Subhanallaah jadi pengen cepet2 balik besok…
Jam menunjukkan pukul 3 kurang 15 menit. Khawatir titha menunggu lebih lama. Saya pun mengucapkan terimakasih banyak kepada bapak2 itu dan segera pergi.
Butiran-butiran hujan yang turun sore itu, di terminal itu, menjadi saksi atas 3 hal :
  1. Dia Maha Mendengar Doa hamba2Nya dan selalu punya cara yang unik untuk mengabulkan doa2 itu
  2. Ada berjuta orang baik di dunia ini yang kita belum mengenalnya
  3. Dan Doa di saat hujan turun itu memang di aminkan malaikat
Keesokan sorenya, ditempat yang sama, saya menemui ketiga bapak itu, memberikan beberapa lembar uang sepuluhribuan pada mereka. Mereka menatap saya tanpa mengucapkan sepatah katapun. Hehe , gantian bikin mereka yang speechless..

Reflection: Kejadian  minggu sore itu membuatku menyadari sesuatu, di tengah kesibukan yang kita jalani setiap hari , dalam tiap amanah yang Allah titipkan, waktu ,pikiran, harta, ada hak2 saudara kita.jangan pernah membuat jiwa-jiwa yang mengharap uluran tangan kita menjadi sungkan meminta

Ya, menjadi sebaik-baik hamba yang banyak memberi manfaat. Ya, Totalitas dalam peduli dan melayani

Terimakasih untuk bapak penjual gorengan, minuman kemasan ,dan kue ape…

An inspirng real life story from my beloved sister