Minggu, 31 Oktober 2010

Keselek Staples

Hari terakhir bulan Oktober 2010 ada kejadian yang kurang diharapkan dan sebuah pelajaran berharga terjadi pada diri gw. Tanpa sengaja ada benda asing kecil yang menyangkut di kerongkongan gw. Gw langsung mengarahkan tersangka pada isi staples. Ga sakit sih, cuma mengganjal dan bikin khawatir. Langsung aj gw, berusaha buat muntah, moga-moga aja tuh staples bisa ikutan kluar dari leher gw. Ternyata setelah 3x gw muntah tuh staples masih keukeh betah bertengger di tenggorokan gw. Daripada gw muntahin terus, yang ada malah gw jadi lemes. Gw memutuskan untuk cari cara lain.

Akhirnya dengan insting menyelamatkan diri, gw minum sebanyak2nya. Mudah-mudahan tuh staples bisa kedorong ke dalem dan bercampur dengan makanan. Ide selanjutnya adalah nanya ke mbah google dengan kata kunci: nelen staples, keselek staples, pertolongan pertama ketika nelen staples, cara mengatasi keselek staples, staples nyangkut di tenggorokan, dan keyword2 lainnya yang menyiratkan keputusasaan. Hasil pencarian google ternyata menunjukkan hasil yang lumayan menolong. Berikut ringkasan dari hasil pencarian gw:

  • Jangan terlalu khawatir jika kita menelan benda asing karena dinding usus kita cukup tebal. Karena pernah dilakukan penelitian terhadap dinding usus seseorang yang sering memakan benda-benda metal seperti paku, baut, silet, dll. Ternyata benda-benda tersebut tertanam di dinding ususnya dan beliau baik-baik saja. Walaupun begitu sangat tidak disarankan dengan sengaja menelan benda-benda logam yang tajam.
  • Jika terasa sakit, langsung hubungi rumah sakit terdekat untuk di rontgen dan kemungkinan besar di operasi
  • Makan makanan yang padat seperti nasi, pisang, kentang rebus, singkong rebus. Tapi jangan makan tanah lempung, karena tanah lempung bukan makanan
  • Di beberapa negara penggunaan staples pada makanan telah dilarang karena banyak laporan orang yang masuk rumah sakit karena menelan staples secara tidak sengaja
  • Pernah ada kasus, menelan staples bisa mengakibatkan kematian. Namun kasus yang ditemukan terjadi pada kelinci, bukan manusia
  • Lebih baik membungkus makanan dengan karet gelang daripada staples dikarenakan:
  1. Karet gelang dapat dipakai kembali
  2. Karet gelang tidak berbahaya jika tertelan sedikit (kalo banyak tetep bahaya). Sebagai buktinya, ayam-ayam tetap hidup walau sempat menelan karet gelang
  • (update)
  1. Tiga hari setelah kejadian masih terasa ada yang mengganjal di tenggorokan, namun tidak sakit. Saya masih menunggu perkembangan lebih lanjut.
  2. Tujuh hari setelah kejadian terasa sudah tidak ada yang mengganjal di tenggorokan. Saya hanya berharap ntu staples ga nyangkut di mana-mana lagi dan membahayakan
  3. Lima belas hari setelah kejadian keadaan kembali normal dan sudah tidak ada kekhawatiran masalah staples yang ketelen
  • (update Mei 2020 - Masyaallah setelah hampir 10 tahun updatenya)
  1. Saya masih hidup dan sehat, alhamdulillah. Dan kalaupun pernah sakit itu bukan karena nelen staples (dan bukan karena Covid-19 juga)
  2. Jadi pelajaran berharga. Bahwa yang tadinya menurut kita masalah besar, ternyata ga besar-besar amat dan akhirnya terlupakan begitu saja. Masalah keselek staples dulu hampir saya ga ingat kalau bukan karena artikel ini.
  3. Saya jadi terinspirasi, bahwa membagikan pengalaman-pengalaman kecil sebangsa nelen staples ternyata berguna bagi beberapa orang.
  4. Masalah itu berkah jika kita mampu sabar dan belajar darinya.
Kesimpulan :
Langkah pertama dan utama dalam setiap kejadian tak terduga adalah BERSIKAP TENANG dan RASIONAL.

    PERCAYA?

    Pada hari berikutnya Sang Guru bercerita. Ada seorang perampok yang menemukan sebuah pesan pada pintu besi yang hendak dibobolnya:

    "TOLONG, JANGAN MENGGUNAKAN DINAMIT. PINTU BESI INI TIDAK DIKUNCI. PENCET SAJA TOMBOLNYA."

    Ketika ia memencet tombol itu, sekarung pasir jatuh menimpanya. Seketika tempat itu jadi terang benderang dan suara sirene membangunkan seluruh tetangga.

    Ketika Sang Guru mengunjungi orang itu di penjara, ia sungguh memelas: "Bagaimana saya akan dapat mempercayai orang lain lagi?"


    Taken from http://media.isnet.org/sufi/Mello/BasaBasi/index.html

    Sabtu, 30 Oktober 2010

    aku bukan orang biasa



    Di saat teman SMUku sedang atau bahkan sudah menyelesaikan S2-nya
    Aku masih terus bermimpi menjadi mahasiswa dan menyelesaikan S1-ku
    Di saat teman kuliahku sudah ada yang qualified menjadi dosen
    Aku bahkan belum memenuhi syarat untuk kembali jadi mahasiswa
    Tapi itu tak masalah bagiku, itu semua tak menyurutkan niatku semula
    Bukankah setiap orang punya takdir dan langkah hidupnya sendiri
    Orang biasa pasti sudah menyerah dan meletakkan mimpinya
    Sayangnya aku bukan orang biasa

    Kamis, 28 Oktober 2010

    put your faith in what you most believe in

    Put your faith in what you most believe in
    Trust your heart
    Let fate decide
    To guide these lives we see

    Raise your head up
    Lift high the load
    Take strength from those that need you

    A new life is waiting

    Somewhere something is calling for you


    Taken from Two Worlds by Phil Collins

    It’s not the events of our lives that shape us, but our beliefs as to what those events mean

    It’s not the events of our lives that shape us, but our beliefs as to what those events mean. terjemahan bebasnya adalah “tidak penting kejadian apa yang terjadi dalam kehidupanmu, akan tetapi pemaknaan kamu terhadap kejadian dalam hidupmu lah yang jauh lebih penting”

    Ya, seringkali kita terlalu terpaku pada apa yang terjadi dalam hidup kita. Masuk kuliah di kampus mentereng, dapat jabatan strategis di organisasi, dapat fasilitas ini dan itu, akan tetapi sadarkah kita? ITU SEMUA TIDAK PENTING… yang jauh lebih penting adalah apa pemaknaan kita terhadap peristiwa dalam hidup kita.

    Apa pemaknaan kita ketika kita berkesempatan kuliah di kampus yang mentereng?
    Apa pemaknaan kita ketika kita memegang suatu posisi strategis di organisasi?

    Ya pemaknaan itu jauh lebih penting. Banyak orang yang gagal memahami ini. Sehingga walaupun ia telah diberi fasilitas yang luar biasa dan hidup di dalam lingkungan yang hebat,  ia tetap menjadi orang yang biasa saja.

    Mari kita belajar dari Rasulullah SAW…suatu ketika Rasulullah SAW sedang berjalan di lorong kota madinah. Dan tiba-tiba terompahnya putus. Tahukah kawan, apa yang dipikirkan Rasulullah ketika menyadari bahwa terompahnya telah putus? Beliau kemudian bergumam “Ya Allah, apa dosa yang telah aku perbuat hari ini, sehingga terompahku putus?” Ya, itulah pemaknaan Rasulullah akan putusnya terompah yang beliau pakai,
    Mampukah kita menggali makna sedalam beliau? Mengesampingkan rupa dan mengambil makna dari setiap kejadian dalam hidup kita

    yuk sama2 belajar^^

    tribute to dyfichan

    Rabu, 27 Oktober 2010

    two magic word : GA TAU

    Selama beberapa tahun terakhir bekerja, gw berusaha untuk ga pernah mengucapkan kata yang satu itu. Kalaupun ada orang lain, apalagi atasan, yang menanyakan sesuatu yang gw ga tahu atau ga ngerti. Gw lebih memilih untuk mengatakan; "saya akan coba cari tahu pak, saya akan tanyakan ke orang yang bersangkutan pak, saya cari dulu referensinya pak, dll". Pokoknya selama sekitar 4 tahun gw ngerasa ga sopan kalo ngucapin kata 'ga tau'.

    Efeknya bagus sih, gw jadi diperluin di kantor, orang-orang lebih memilih bertanya kepada gw. Namun setahun terakhir ini gw baru merasakan efek ga enaknya. Jadinya orang terlalu menggampangkan untuk bertanya apapun, walau di luar lingkup pekerjaan gw, walaupun  bukan masalah pekerjaan. Masalahnya ketika gw lagi ada kerjaan mendesak atau penting, orang nanya ke gw dengan harapan tinggi (seolah-olah harus) untuk dijawab, atau paling tidak dicari tahu jawabannya padahal saat itu gw lagi ngerjain kerjaan yang bener-bener kerjaan. Atau orang lain melontarkan pertanyaan yang membutuhkan riset yang memakan waktu (sementara gw ga punya cukup waktu atau sekedar lagi males).

    Faktanya, kebanyakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ke gw sebagian besar bukan termasuk dalam job description, which is mean: I have no obligation to answer it. Yang artinya: ga gw jawab juga ga masalah. Tapi karena gw terlanjur baik hati dan agak sedikit sombong untuk mencarikan semua jawaban itu untuk mereka, dan mereka juga terlanjur menaruh harapan tinggi sama gw. Maka ketika gw muak dengan semua ini dan mengeluarkan kata ajaib itu: GA TAU, bukan saya yang bikin, bukan kerjaan saya, coba tanya sama yang laen. Sekonyong-konyong mereka kecewa. Biarin aja, emang gw bertanggung jawab sama kebahagiaan elo.

    LOOK THROUGH MY EYES - Phil Collins


    There are things in life you'll learn and
    In time you'll see
    Cause out there somewhere
    It's all waiting
    If you keep believing
    So don't run, don't hide
    It will be all right
    You'll see, trust me
    I'll be there watching over you

    Just take a look through my eyes
    There's a better place
    somewhere out there
    Just take a look through my eyes
    Everything changes
    You'll be amazed what you'll find
    If you look through my eyes

    There will be times on this journey
    All you'll see is darkness
    Out there somewhere daylight finds you
    If you keep believing

    So don't run, don't hide
    It will be all right
    You'll see, trust me
    I'll be there watching over you

    Just take a look through my eyes
    There's a better place
    somewhere out there
    Just take a look through my eyes
    Everything changes
    You'll be amazed what you'll find
    If you look through my eyes

    All the things that you can change
    There's a meaning in everything
    And you will find all you need
    There's so much to understand

    Just take a look through my eyes
    There's a better place
    somewhere out there
    Just take a look through my eyes
    Everything changes
    You'll be amazed what you'll find
    If you look through my eyes

    Take a look through my eyes

    When There is a Desire

    "When there is a desire, there's a threat. When there is a threat, there's fear. And when there is fear, there is no love"
    ~ Anthony de Mello ~

    Selasa, 26 Oktober 2010

    We Differ from Others

    "We differ from others - from criminals, for example - only in what we do or don't do, NOT IN WHAT WE ARE"
    ~ Anthony de Mello ~

    Senin, 25 Oktober 2010

    saat-saat yang membuatku bertahan

    Saat-saat seperti ini yang membuatku bertahan
    Saat aku  mengingat hidup telah sempurna dan satu-satunya hal yang pelu dilakukan adalah mensyukurinya
    Saat tak ada yang menuntutku berbuat apa-apa
    Dan kata “harus” menghilang
    Saat aku pergi sejenak dari dunia dimana selalu ada yang bisa dan harus dikerjakan

    Diambil dari catatan FB sang adik

    Life is a Banquet

    "Life is a banquet. And the tragedy is that most people are starving to death."
    ~ Anthony de Mello ~

    Minggu, 24 Oktober 2010

    BERGURU pada POHON MANGGA (part 2)

    part 2
    Me: Bagimu hidup itu mudah. Kau hanya perlu menjadi pohon mangga sekali untuk seumur hidupmu. Dari sejak benih hingga kau tumbang nanti. Dan lagi kau tak perlu pusing-pusing memikirkan nasibmu di akhirat nanti. Setahuku kau juga tak punya beban dan tanggung jawab. Hidup menjadi sangat sederhana bagimu. Lalu bagaimana dengan aku. Aku harus berperan menjadi seorang anak, seorang suami, ayah, kakak, adik ipar, anggota masyarakat, karyawan, dll. Aku punya tanggung jawab yang mesti ditunaikan. Tanggung jawab yang jika tidak dipenuhi akan memberatkanku di akhirat.


    Manggo Tree: Kamu, memang telah diamanati oleh Sang Pencipta dengan tugas dan tanggung jawab yang berat. Jauh lebih berat dari tanggung jawab setiap makhluk yang ada di bawah sinar matahari. Tapi... Tanggung jawab tersebut diiringi dengan anugerah berupa hati, pikiran, dan kebijaksanaan yang lebih luas daripada yang dimiliki semua tumbuhan dan binanatang yang pernah diciptakan. Kamu adalah naga yang dibesarkan sebagai cacing. Pikiranmu yang menciptakan semua masalah dikehidupanmu dan di bumi ini.

    Me: Okay, ure right. Lalu bagaimana dengan aku? Apakah aku harus menerima diriku yang seperti ini? Apakah aku harus mengikuti pepatah "You must "receive" your demons, because when you fight them, you empower them." Lalu jika begitu bagaimana dan kapan aku bisa berubah? Aku, bisa sabar menunggu perubahan itu terjadi, namun istri dan atasanku sangat mungkin tidak sabar menunggu bertahun-tahun dalam ketidakpastian. Kalau aku tidak melawannya bagaimana aku mengubahnya? Aku tahu, dengan memahaminya. Namun proses pemahaman adalah proses yang tak terukur. Sementara aku dituntut untuk berubah dalam kerangka waktu tertentu. How could I change?


    Manggo Tree: (sambil tersenyum) the answer is in front of you

    Me: Can you be more specific?

    Manggo Tree: Look at me. Look how I change. Look how I grow. Then you'll understand. The understanding that beyond the thought

    Me: (speechless..... and start to think it useless to write this down, and more useful to understand. sambil kembali memandangi pohon mangga)

    You Are Never So Good

    "You are never so good as when you have no consciousness that you're good."
    ~ Anthony de Mello ~

    BERGURU pada POHON MANGGA (part 1)

    part 1
    Aku melontarkan sebuah pertanyaan pada pohon mangga di samping kantor. Pertanyaan itu adalah "Apakah engkau sempurna?". Tanpa menunggu waktu lama ia menjawab dengan lugunya (lebih tepatnya membalikkan pertanyaan) "Apa itu kesempurnaan?". Sepertinya dunia tumbuhan tidak mengenal apa itu kesempurnaan. Aku pun ikut bingung memikirkan definisi "kesempurnaan". Aku coba menjelaskan, namun kata-kataku terhenti pada kata adalah..... Karena ku tahu kesempurnaan bisa memiliki arti berbeda-beda bagi tiap orang.

    Lalu pohon mangga itu menambahkan. "Memang di antara kami ada yang berbuah banyak, ada yang buahnya manis, ada yang batangnya besar, ada yang daunnya rimbun, bahkan ada yang memiliki hampir semuanya. Namun kami tidak tahu apa itu kesempurnaan. Apakah batangku yang patah ini membuatku jadi tak sempurna, jikalau begitu semua pohon mangga di dunia ini tidak ada yang sempurna. Kami hanya menerima hidup sebagaimana adanya." Aku sedikit berargumentasi; "Apakah aku harus menerima kekuranganku, semua sifat-sifat negatif yang ada pada diriku, sebagaimana adanya???". Pohon mangga itu diam tak berkata. Namun dalam diamnya aku tahu bahwa dia bukannya tak tahu. Entah mengapa ia menyembunyikan jawabannya.

    To be continued...

    Rabu, 20 Oktober 2010

    Nafkah

    Seorang teman berkata kepada seorang mahasiswa, "Untuk apa kamu pergi kepada Sang Guru? Apakah ia akan membantu kamu untuk mendapatkan nafkah?"

    "Tidak, tetapi karena beliau saya akan mengetahui apa yang harus saya lakukan dengan nafkah itu saat saya mendapatkannya," jawabnya.

    Taken from http://media.isnet.org/sufi/Mello/BasaBasi/index.html

    Selasa, 19 Oktober 2010

    YOU'LL BE IN MY HEART - Phil Collins


    Come stop your crying
    It will be all right
    Just take my hand Hold it tight

    I will protect you
    from all around you
    I will be here
    Don't you cry

    For one so small,
    you seem so strong
    My arms will hold you,
    keep you safe and warm
    This bond between us
    Can't be broken
    I will be here
    Don't you cry

    'Cause you'll be in my heart
    Yes, you'll be in my heart
    From this day on
    Now and forever more

    You'll be in my heart
    No matter what they say
    You'll be here in my heart, always

    Why can't they understand
    the way we feel
    They just don't trust
    what they can't explain
    I know we're different but,
    deep inside us
    We're not that different at all

    And you'll be in my heart
    Yes, you'll be in my heart
    From this day on
    Now and forever more

    Don't listen to them
    'Cause what do they know
    We need each other,
    to have, to hold
    They'll see in time
    I know

    When destiny calls you
    You must be strong
    I may not be with you
    But you've got to hold on
    They'll see in time
    I know
    We'll show them together

    'Cause you'll be in my heart
    Yes, you'll be in my heart
    From this day on,
    Now and forever more

    Oh, you'll be in my heart
    No matter what they say
    You'll be in my heart, always
    Always

    First Time 2 Puskesmas

    Tadi pagi sengaja izin dari kantor untuk antar anak berobat. Ga tau kenapa badannya bentol-bentol dan merah-merah, yang jelas bukan karena nyamuk. Pengennya sih berobat di rumah sakit yang bagus, namun berhubung kondisi keuangan sedang kurang memungkinkan. Pilihan untuk berobat jatuh ke Puskesmas yang kebetulan jaraknya ga jauh dari rumah. Ini pertama kali saya membawa anak berobat ke Puskesmas, sebelumnya kalau anak sakit selalu beribat di dokter langganan.

    Tiba di Puskesmas Grogol - Cilegon pukul 08.00, sudah lumayan banyak pasien yang datang. Lalu istri saya mendaftar dengan membayar Rp. 2.500 (dua ribu lima ratus rupiah). Saya dan keluarga hanya menunggu sekitar 20 menit untuk mendapat pelayanan. Tempatnya cukup bersih dan nyaman, walaupun belum bisa dibandingkan dengan rumah sakit tapi sudah cukup bagus untuk level Puskesmas. Dokternya pun cukup ramah dan teliti dalam memeriksa pasien.

    Selesai periksa, dikasih resep, dan ditebus di apotik yang jaraknya cuma satu ruangan dari ruang periksa. Dan yang cukup membuat saya kaget dan terpana. Ternyata obatnya GRATIS, untuk empat jenis obat total biaya yang harus dibayarkan hanya sebesar nol rupiah. Coba kalau ke dokter langganan, 300 ribu sudah pasti habis, di Puskesmas cuma DUA RIBU LIMA RATUS RUPIAH. Memang sih obatnya generik, tapi kan yang memberi kesembuhan bukan obat, tapi Allah. Buat apa di periksa dokter spesialis dan dikasih obat mahal tapi ga sembuh.

    Terus saya bilang ke istri, 'Bunda, lain kali kita sekeluarga berobatnya kesini aja ya!'. And then tiba-tiba muka cemberutnya muncul ; 'Buat apa ayah kerja, apalagi sampe lembur-lembur, giliran anak istri sakit berobatnya ke Puskesmas'. Well, i can say nothing about that. Saya diem aja sambil senyum-senyum n bilang. 'Ya, mudah-mudahan kita sehat-sehat aja jadi ga perlu berobat kemana-mana'

    Hidup Puskesmas, Hidup pelayanan kesehatan terjangkau untuk masyarakat, LANJUTKAN.

    Two Kind of Selfishness

    "There are two types of selfishness. The first type is the one where I give myself the pleasure of pleasing myself. The second is when I give myself the pleasure of pleasing others."
    ~ Anthony de Mello ~

    Betapa Lebih Baik...

    Seorang pekerja sosial mencurahkan beban hatinya kepada Sang Guru. Betapa akan lebih banyak dan lebih baik yang dapat dilakukannya bagi kaum miskin, seandainya saja ia tidak harus menghabiskan begitu banyak waktu dan tenaga untuk melindungi diri dan karyanya terhadap fitnah dan salah paham.

    Sang Guru mendengarkan penuh perhatian. Ia menjawab dengan satu kalimat. "Tidak seorang pun melemparkan batu pada pohon yang tak berbuah."

    Taken from http://media.isnet.org/sufi/Mello/BasaBasi/index.html

    Senin, 18 Oktober 2010

    You Must Receive Your Demons

    "You must "receive" your demons, because when you fight them, you empower them."
    ~ Anthony de Mello ~