Senin, 28 Maret 2011

7 Tips Keuagan Keluarga yang Aman bagi Wirausaha



  1.  Pisahkan keuangan keluarga dan keuangan usaha
  2.  Hidup sederhana
  3.   Asuransi kesehatan keluarga dan pendidikan anak adalah keharusan
  4.   Milikilah tabungan sebesar biaya hidup wajar selama satu tahun
  5.   Terus menerus belajar untuk mengembangkan usaha
  6.    Diversifikasi usaha dan investasi
  7.    Dekatkan diri kepada sang Pemberi Rezeki

Minggu, 20 Maret 2011

Being Like An Angel Is My Only Option


Sorry dear I can’t wipe your tears tonight
Even when you need me so bad
Even when we are one roof
Don’t ask me why I’m not by your side tonight
Don’t ask me why my heart harder than a rock
I won’t and I can’t answer those question
For two reason
Cause I’m sure you not trust me again
And no words that come out from my mouth could ever satisfy you
And last, why I’m hold my self from around you
Cause I’m started to losing trust to myself
Thanks to me that seem always screwing up our marriage
And you who always show me all my mistake even the tiny one
Now I don’t want to tell anything that I will cross by myself later
Now I just trying everyday to be a man like what you want me to be
A man behaving like an angel
And leave no mistake or weakness for you to see in me

Berada Disini Saat Ini


Terpikirkah olehku sepuluh tahun yang lalu
Berada di tempat ini saat ini dengan situasi seperti ini
Tidak, tidak sama sekali
Karena kehidupan sungguh menakjubkan, tak terduga
Apa yang dahulu dianggap tak mungkin terjadi
Kini sedang atau telah terjadi
Jadi jangan pernah berkata tidak mungkin
Terutama untuk hal-hal yang baik
Dan teruslah berharap, berusaha dan berdoa
Niscaya kelak kau kan hampir tak percaya
Berada di tempat ini saat ini dengan situasi seperti ini

Bagiku Keberhasilan Itu

Bagiku keberhasilan tidak ditentukan oleh kerja keras yang membabi buta
Bagiku keberhasilan lebih ditentukan oleh rasa yakin dan optimis
Bahwa tujuan itu, mimpi itu pasti terlaksana dengan izin-Nya
Ditambah usaha dan doa yang memadai

Di jalan menuju keberhasilan tak ada usaha yang berat dan terpaksa
Karena setiap usaha dilakukan dengan rasa senang dan sukarela
Tak juga ada kekhawatiran bahwa keberhasilan tak kunjung datang
Karena hati telah tahu sebelumnya bahwa keberhasilan telah ada disini

Tak Perlu Dengan Kata-kata

Untuk menunjukkan rasa penyesalan dan komitmen untuk memperbaiki kesalahan tak perlu banyak kata-kata. yang penting tindakan nyata dan konsisten bahwa kita bukanlah kita yang dulu sering melakukan kesalahan.

Despicable Minion

TO TAKE OVER THE WORLD
YOU NEED AN ARMY
OF RUTHLESS MENACING MINIONS

















Perang Dingin Rumah Tangga

Ada moment-moment pahit dalam rumah tangga dimana istri dan suami saling mendiamkan, mirip seperti perang dingin. Yang keluar hanya kata-kata yang memang sangat-sangat perlu seperti 'Bunda, dah sarapan belum?', atau 'Bunda, dah makan belum'. Yang kadang hanya di respon dengan diam, anggukan atau gelengan kepala. Kondisi seperti ini hanya terjadi ketika masing-masing tak mau mengalah dan merasa benar. Juga tak ada yang memulai pembicaraan.

Sabtu, 19 Maret 2011

Pisah Ranjang

Pisah ranjang merupakan salah satu metode untuk mendidik istri dan menyelesaikan masalah rumah tangga. Ketika cara-cara lain seperti nasehat dan komunikasi telah buntu. Jauh lebih baik daripada terjadi kekasaran secara verbal maupun fisik. Pisah ranjang juga berfungsi memberikan waktu pribadi kepada pasangan masing-masing untuk mengintrospeksi diri, menurunkan kadar emosi dan berpikir dengan lebih jernih. Diharapkan setelah periode pisah ranjang, yang disarankan tidak lebih dari tiga hari, masing-masing akan lebih menyadari porsi kesalahannya terhadap masalah yang timbul. Karena setiap permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga mustahil diakibatkan hanya oleh satu pihak saja. Keduanya pasti punya andil dalam munculnya permasalahan tersebut.

Dalam periode pisah ranjang janganlah berpikir untuk mencari, mengungkit atau memperbesar kesalahan pasangannya. Walaupun pikiran semacam itu cenderung timbul, namun perlu ditepis jauh-jauh. Maksud dari pisah ranjang justru adalah untuk meyadari porsi kesalahan diri kita, memaafkannya dan kemudian memperbaikinya. Akan lebih mudah untuk memaafkan pasangan jika kita telah memaafkan diri sendiri. Jika keduanya melakukan hal yang sama, maka ketika bertemu kembali tidak ada satu pihak pun yang perlu minta maaf. Karena semua sudah termaafkan.

Tinggal mencari jalan keluar agar permasalahan serupa tidak terjadi, tanpa menyalahkan salah satu pihak. Kalaupun ada pihak yang perlu berbenah diri, janganlah mengkoreksinya dengan nada menyalahkan. Karena tidak ada seorang pun, bahkan mereka yang terbukti bersalah, ingin disalahkan.

Selama masa-masa pisah ranjang, seharusnya juga timbul kesadaran bahwa tidak adil untuk menggantungkan kebahagiaan personal kita kepada pasangan. Karenanya pasangan akan merasa terbebani untuk membahagiakan kita. Urusan kebahagiaan, adalah lebih kepada tanggung jawab kita sebagai pribadi. Karenanya ketika kita merasa tidak bahagia, tolak semua pemikiran atau perasaan yang cenderung ingin menyalahkan faktor external, seperti orang lain atau keadaan. Umumnya yang terjadi, target utama yang paling sering disalahkan adalah orang terdekat, yaitu pasangan sendiri.

*Penulis saat ini sedang mengalami masa-masa pisah ranjang. Ketika berangkat dari rumah hati masih terasa berat dan dongkol. Malam pertama penulis habiskan dengan menyenangkan diri sendiri, melupakan masalah yang terjadi. Besoknya pikiran lebih ringan dan mampu memandang permasalahan dari sudut pandang yang lebih luas dan bijaksana. Malam Kedua (which is tonight) penulis merancang rencana untuk membangun ulang semua yang telah runtuh oleh pertikaian yang terjadi, dan mempersiapkan mental jikalau terjadi yang terburuk. Besok pagi penulis akan pulang ke rumah dengan hati lapang. Semoga dia disana baik-baik saja dan lebih ringan hatinya.

I Just Wanna Finish What I've Start

Kembai kuliah di FEUI jurusan manajemen dan berhasil lulus darinya, adalah salah satu impian saya yang tidak pernah terlepaskan. Dulu impian itu hanya berjarak satu tahun dengan rute yang sangat jelas. Sekarang impian itu entah berjarak berapa tahun, minimal 10 tahun, dan memiliki rute yang panjang dan memutar. Saya ingin melakukannya hanya karena satu alasan: Karena saya ingin menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Tak peduli harus menempuh jalan berliku dan berputar, harus menunggu beberapa tahun, saya akan memenuhi janji saya untuk lulus dari jurusan manajemen FEUI.

Racun Testosteron

Ada yang pernah tahu istilah 'Racun Testosteron'? Bagi pembaca novel tetralogi laskar pelangi pasti ingat, di novel Sang Pemimpi ketika Ikal tergiur oleh poster bioskop yang mengundang insting kelaki-lakiannya, atau dengan kata lain merangsang racun testosteronnya bekerja mempengaruhi kerja akal sehat. Sepertinya pengaruh racun testosteron hampir dialami oleh semua laki-laki, bahkan ada yang menganggapnya wajar dan mengikuti apapun keinginan sang racun.

Racun ini identik dengan wanita, terutama wanita yang menonjolkan auratnya. Dan terpicu lewat media pengelihatan, sentuhan, khayalan, bahkan bisa melalui media suara. Racun ini built in dalam diri setiap laki-laki, dan tidak dapat dihilangkan sama sekali karena berhubungan dengan kelangsungan hidup spesies manusia. Namun keberadaanya sangat sulit dikendalikan, apalagi jika racun sudah terlanjur menyerap ke otak. Akibatnya akal sehat terdistorsi, proses pengambilan keputusan tidak akurat dan penilaian bias.

In my case, saya telah terjangkit racun ini sejak 10 tahun yang lalu. Walaupun fase-fase kritisnya telah terlewati, namun tetap saja akar penyakitnya masih melekat dan bisa menjalar sewaktu-waktu merusak logika. Saya ingin sekali mengatasi permasalahan racun testosteron ini setuntas mungkin. Dan menggunakan hanya dosis kecil hanya kepada wanita yang terpilih.

Saat ini racun tersebut menguasai diri saya dan tak tahu harus berobat kemana. Hanya berharap efeknya tidak begitu merusak.

Melampaui Mereka

Orang-orang yang 9 tahun lalu seruangan dengan saya ketika kuliah, orang-orang yang dulu namanya berada dalam satu lembar absensi dengan nama saya. Dimana kita saat itu berdiri di titik yang sama, memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi hebat. Namun saat ini, 9 tahun kemudian. Dimana mereka dan dimana saya? Untungnya facebook memudahkan saya untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Dari riset kecil-kecilan yang saya lakukan. Beberapa orang telah bekerja di luar negeri, atau telah menempuh pendidikan S2 di dalam maupun di luar negeri, menjadi dosen, bekerja di perusahaan elite, memiliki kehidupan yang mapan. Paling tidak mereka telah mampu menyelesaikan S1 nya, sedangkan saya hanya seorang Drop Out.

Sebuah pertanyaan yang sangat mengusik, apa yang telah saya capai selama 9 tahun ini??? Saya merasa malu untuk mengatakannya. Nol besar menurut penilaian pribadi saya. Semoga dengan melihat apa yang telah mereka capai bisa melecut semangat saya untuk melampaui mereka suatu saat nanti.

Jumat, 18 Maret 2011

The Villian Turn Into Hero

Abis nonton film Megamind beberapa waktu yang lalu. Inti kisahnya menceritakan seseorang yang dibesarkan dan tumbuh menjadi villian (definisi: orang jahat lawannya super hore hero) yaitu Megamind, karena berbagai situasi yang ditemui (yang penasaran nonton aja filmnya) pada akhirnya berubah menjadi hero atawa pahlawan. Memang bukan tidak mungkin, seseorang yang selama ini selalu berbuat jahat, baik kepada diri sendiri maupun orang lain, pada akhirnya berubah menjadi orang baik.

This film really inspire me, coz in my opinion. I'm not a good guy, I'm more as a bad guy, a villian to my self. Trying to destruct my life. I hope someday somehow, I can turn into a hero that save my self, and people around me from my mischief.

Di film itu juga ada tokoh bernama Titan, seorang hero ciptaan Megamind yang sengaja diciptakan oleh Megamind sebagai rivalnya. Justru Titan, yang diharapkan menjadi hero melawan Megamind, menyalahgunakan kekuatannya untuk kepentingannya sendiri dan pengrusakan. Tokoh Titan ini kembali menyentil logika saya. Betapa Allah telah menganugerahkan diri saya dengan berjuta kelebihan dan karunia agar saya menjadi orang baik, namun justru saya gunakan untuk memuaskan diri sendiri, merusak diri sendiri dan tidak jarang merugikan orang-orang di sekeliling saya.


I want to be like Megamind

Jenis-Jenis Foto Profil Temen FB Saya

Yang punya pacar atau istri/suami cantik/ganteng biasanya foto profilnya berpasangan (biasanya sambil senyum manis)
Yang masih single/janda/duda biasanya foto profilnya sendirian (kaciaaan deh lo)
Yang ga pede sama mukanya biasanya foto profilnya pake gambar artis, anime, tokoh kartun, bayi, benda mati, dll (apa aja yang kira-kira dinilai lebih enak dilihat daripada mukanya sendiri)
Yang emang mukanya udah ganteng/cantik biasanya foto profilnya di close up (narsis mode: on)
Yang pernah sekali jalan/tinggal di luar negri biasanya foto profilnya berlatar belakang landmark kota di luar negri (misal: eiffel tower, petronas tower, tokyo tower, not include BTS tower)
Yang lebih sayang sama anaknya daripada sama pasangannya biasanya foto profilnya cuma sama anaknya doang (foto istri/suami di crop)

Dan masih baaaaaanyak yang lainnya...

Bertengkar [lagi [dan lagi]]

Sudah berapa puluh kali dalam kurun waktu hampir tiga tahun, saya dan istri (not we or us) bertengkar karena berbeda pendapat, salah paham, dan karena kesalahan saya (coz, jika disebabkan karena kesalahan istri, saya cenderung cepat memaafkan sebelum pertengkaran berlarut-larut). Tetap saja, walaupun telah terjadi berulang kali rasanya diri ini masih berat menghadapi pertengkaran, terlebih jika harus lebih dahulu mengalah. Satu hal yang sudah bosan saya lakukan karena telah saya lakukan puluhan kali, entah karena murni saya yang salah atau karena saya tidak ingin perang dingin berlangsung terlalu lama.

Lelah, bosan dan cape menghadapi masalah-masalah yang serupa berulang kali. Baginya ini masalah besar, dan karenanya ia marah. Bagi saya ini masalah kecil, yang olehnya dibesar-besarkan, yang karenanya saya ikutan marah. Karena saya tidak suka orang yang membesar-besarkan masalah kecil. Komunikasi mencari siapa yang benar pasti menemui jalan buntu jika tidak ada pihak yang mengalah, dan berdasarkan pengalaman masalah tersebut pudar seiringnya dengan waktu dan kelelahan kedua belah pihak untuk saling berseteru. Jadi untuk kasus kali ini, tak usah mencari siapa yang benar. Biarkan waktu yang menyelesaikan dengan caranya sendiri.

Memang pertengkaran adalah bumbu dalam rumah tangga, namun jika terlalu banyak bumbu juga rasa masakan bisa jadi tak karuan.

Menunggu Jadi Manajer

Dulu ketika masih kuliah di jurusan manajemen, ada harapan dan kemungkinan tinggi untuk mengisi posisi sebagai manajer. Setelah DO dari kuliah harapan itu berangsur-angsur sirna. Kurang lebih tujuh tahun, bukan waktu yang sebentar, harapan atau bahkan pikiran untuk menjadi manajer sama sekali tidak terlintas. Still, I hope to be CEO of my own business for that period.

Sekarang, tahun 2011, tak dinyana tak disangka. Ada tawaran untuk mengisi jabatan sebagai Manajer Koperasi. Why not, I think. Walaupun belum punya pengalaman sebelumnya, walaupun segala materi kuliah tentang manajemen telah berlalu lebih dari 8 tahun lalu, tetap saja masih tertinggal jejak-jejak ilmu manajemen di otak saya yang sudah agak berkarat ini.

Koperasi yang nantinya saya kelola (boleh dong optimis duluan) adalah koperasi yang baru berdiri. Jadi ketika saya diangkat menjadi manajer nanti (Amiiin) maka bawahan saya nanti adalah kursi, meja, lemari dan komputer. Ya, koperasi itu belum punya karyawan.... Jadi pada mulanya saya merangkap bekerja sebagai manajer, staf administrasi, bag. rumah tangga, bag. IT, bag. keuangan, bag. pemasaran, etc. But, it's okay as beginning. Pastinya jika dikelola dengan efektif dan efisien koperasi ini akan berkembang dan membutuhkan personil-personil tambahan (yang pastinya dibawah manajer). And finally, untuk pertama kali dalam hidup saya, saya akan punya bawahan, hahahha..... (evil laugh)

Sudah sebulan sejak saya menitipkan lamaran, namun belum ada panggilan wawancara, Katanya koperasinya masih dalam tahap mengurus badan hukum. I understand that, I'll keep waiting, but please don't hang me for a long time.I need kepastian though. There's must be a series of tough task to be completed when those dream come true. There will be a lot of problem and opportunity.

Me-Remove Saudara Sendiri dari FB

Sudah sekitar sebulan sejak saya me-remove adik saya sendiri dari friend list di facebook. Penyebabnya adalah karena ada sedikit lumayan banyak kesalahpahaman di dunia nyata. Me-remove seseorang ternyata bisa jadi pelampiasan tersendiri terhadap kekesalan kita terhadap seseorang, menurut saya itu cara yang lebih baik daripada memakai kata-kata makian dari kebun binatang kepada orang bersangkutan. Dikarenakan facebook sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup saya, maka dengan me-remove seseorang dari friendlist dengan sendirinya saya merasa telah me-remove seseorang tersebut dari hidup saya. problemo solved.

Walau saat ini saya tidak lagi merasa kesal atas perilaku adik saya yang satu itu, tapi sampai dengan saat ini saya masih belum menambahkan dia dalam friend list saya. Alasan jujurnya, ia terlalu idealis dan cerewet jikalau mendapati saya berkomentar bodor, terutama komentar di status seseorang yang lawan jenis. You better not know what I'm doing in facebook.

Permintaan Maaf

Bagi seorang yang mengaku blogger. Tidak mem-posting sesuatu yang original diblognya dalam jangka waktu lama (lebih dari sebulan) adalah sebuah dosa. Dan saya dengan sangat menyesal, mengaku telah melakukan dosa tersebut.

Dengan ini saya meminta maaf secara terbuka kepada dunia per-blog-an di Indonesia, masyarakat blogger sedunia umumnya, juga kepada blogger.com yang telah memberi saya lapak gratis di dunia maya. Sebagai tanda permintaan maaf dan penyesalan saya, maka saya berjanji akan memposting minimal 1x dalam 1 minggu.

Jika ternyata dikemudian hari didapati saya tidak menepati janji tersebut maka saya bersedia membuat permintaan maaf lagi di blog saya ini.

Kamis, 10 Maret 2011

Celine Dion di Mesjid

Suatu saat aku pernah bermimpi, dalam mimpiku aku sedang menjadi makmum dalam shalat berjamaah. Di saat seharusnya imam membacakan surat Al-Fatihah, justru yang terdengar adalah lantunan lagu dari grup band 'Sheila on 7' (aku lupa lagunya). Saat terbangun aku berpikir sungguh konyol mimpiku itu, dan tak pernah terlintas dalam pikiran bahwa hal semacam itu bisa terjadi di dunia nyata.

Bertahun kemudian, suatu kejadian kembali mengingatkan aku pada mimpiku tadi. Ketika shalat berjamaah, tiba-tiba dari handphone seseorang terdengar bunyi ringtone lagu. Setelah shalat aku baru tersadar bahwa mimpiku itu bukan sesuatu yang mustahil terjadi di dunia nyata. Bisa saja, di suatu tempat suatu waktu, seorang yang menjadi imam shalat lupa (atau lalai) mematikan handphonenya, dan di saat yang sama ada telepon masuk, kebetulan ringtone yang di set adalah lagu dari Sheila on 7. Betapa teknologi telah banyak mendistorsi kehidupan kita.

Dan tadi ketika jumatan, walau sudah diingatkan berulang kali setiap jumat bahwa alat telekomunikasi harap di nonaktifkan. Tetap saja ada orang yang lupa/lalai/bandel tidak menonaktifkan hapenya barang sesaat. Dan jadilah lantunan lagu dari Celine Dion membuyarkan kekhusuan para jamaah di rakaat terakhir.

Tired Being Employee

Pekerjaan pertama dan pekerjaan satu-satunya selam hidupku adalah menjadi seorang karyawan, orang gajian, bekerja di sebuah institusi. Aku bersyukur kepada Allah tidak ditempatkan pada institusi yang memanjakan karyawannya dengan gaji yang tinggi, berbagai macam tunjangan, rencana masa depan, dan fasilitas-fasilitas pendukung kesejahteraan. Aku bersyukur kepada Allah yang mentakdirkan diriku bekerja pada sebuah 'tempat' (aku keberatan jika menyebutnya perusahaan) yang 'asal menggaji' karyawannya. Sehingga dari pengalaman bekerja selama kurang lebih lima tahun aku merasakan bagaimana tidak enaknya menjadi seorang karyawan.

Yang ada di pikiranku sekarang, mereka yang setiap harinya berkeliling komplek dan kampung mendorong gerobak, menjajakan jualannya adalah lebih baik. Karena mereka merdeka dari campur tangan orang lain, karena mereka tidak punya seseorang kecuali diri sendiri yang harus dituntut supaya diri mereka sejahtera. Dan kini tiba saatku untuk mempersiapkan diri menjadi salah seorang dari wirausahawan.