Jumat, 25 Agustus 2017

TOLONGLAH kami

Di tengah godaan nafsu yang begitu beringas
Di tengah fitnah yang begitu deras
Di tengah bisikan syetan yang begitu cerdas

Bagaimana hamba mesti bertahan
Apakah hati masih sanggup menyimpan iman
Apakah masih ada harapan untuk menjadi ihsan

Karena pikiran tak sanggup lagi
Melawan nafsu, fitnah, dan bisikan syetan bertubi-tubi
Sementara aku seorang diri

Kalau bukan Engkau, siapa lagi
Kalau bukan Engkau, harus kemana lagi
Makhluk lemah mengadukan hal ini

Ku tahu ini hanyalah ujian
Ku mengerti di depan masih ada harapan
Ku yakin surga masih layak dijadikan tujuan

Karenanya ya Allah, tolonglah saya
Tolonglah kami semua umat manusia
Karena tak sanggup kami dipanggang di neraka

Kamis, 24 Agustus 2017

belajar dari tukang cukur ASGAR

FYI, bagi yang belum tahu ASGAR itu apa... Asgar itu singkatan dari Asal Garut. Ya, selain memproduksi dodol, Garut juga gemar memproduksi tukang cukur. Banyak tukang cukur yang berkeliaran di seluruh antero Indonesia berasal dari kabupaten yang bupatinya sempat bermasalah ini. Well, back to topic. Apa sih yang dipelajari dari tukang cukur Asgar? Belajar nyukur rambut? No... it's not my calling. Jadi ceritanya begini ...

Pada suatu hari, tatkala rambut sudah melewati daun telinga, alarm bagi saya untuk mendatangi pangkas rambut. Secara random, cari pangkas rambut yang tidak terlalu antri, datanglah saya ke pangkas rambut Asgar. Dan ternyata si mas-mas tukang cukurnya ini cukup talkative (banyak omong). Sampai pada suatu pertanyaan yang terlontar dari mulut saya, yang awalnya cuma sekedar basa-basi tanpa arti. Pertanyaan itu berbunyi sebagai berikut "Belajar cukur dimana mas?". Waktu itu saya berharap si mas-mas nya cuma menjawab "Diajarin temen mas". Yang terjadi sungguh diluar dugaan, ternyata si mas tukang cukurnya menjawab dengan detail, yang tentunya tidak saya tulis disini detailnya, karena saya pun sudah lupa.

Intinya dari jawaban si mas Asgar tadi. Jadi dia belajar cukur dengan banyak praktek, mendatangi sekolah SD. Untuk memberikan layanan cukur gratis bagi murid-murid SD yang terkena razia rambut. Jadi si mas Asgar ini secara sukarela, tanpa dibayar, mencukur anak-anak SD ini. Bukan untuk mendapat rupiah, tapi untuk mencari jam terbang dan pengalaman.

Hikmahnya bagi saya, yang bercita-cita menjadi seorang trainer dan konsultan. Di awal-awal karir kita masih belajar. Yang kita kejar saat ini bukanlah materi dan bayaran. Yang perlu kita perbanyak saat ini adalah jam terbang dan pengalaman. Jadi, bersedialah memberikan training dan konsultasi gratis, sukarela. Baru setelah kita piawai, berpengalaman, punya jam terbang cukup, diakui reputasinya, barulah disitu kita bisa mendulang rupiah. Bahkan tarif itu akan terbentuk dengan sendirinya tanpa kita perlu mematoknya sendiri.

Jadi, terima kasih mas Asgar, whoever your name. Sungguh strategi karir yang luar biasa.