Jumat, 08 Mei 2015

Moment 'AKU MAU NGOMONG'

Ketika istri mulai berkata 'Yah, ada sesuatu yang bunda mau omongin...' atau 'Pah, aku mau ngomong sesuatu'. Dengan nada yang serius di ruangan tanpa kehadiran anak-anak. Saat itu pula jantung kita para suami sejenak berhenti untuk kemudian di detik berikutnya detak jantung meningkat drastis. Level adrenalin meninggi, tubuh mulai menyiapkan respon 'lawan atau lari'. Namun sayangnya dikebanyakan moment, kita para suami tidak bisa lari. Beda tipis dengan bertemu harimau atau penampakan hantu yang membuat otot kaku.

Kata-kata 'aku mau ngomong sesuatu' yang keluar dari mulut istri mungkin menempati peringkat kedua dari kata-kata yang paling menakutkan setelah kata-kata 'kamu dipecat' yang keluar dari mulut bos. Paling tidak ketika bos berkata 'kamu dipecat', kita para suami tahu apa yang menjadi konsekuensinya, apa yang harus dilakukan selanjutnya. Beres-beres meja, pamitan pada rekan kerja, menenangkan diri, mulai cari pekerjaan baru dan jangan lupa beritahu keluarga.

Tapi jika kata-kata 'aku mau ngomong sesuatu' yang kita dengar. Maka kita para suami saat itu juga seakan kehilangan kendali atas hidup. Kita tidak tahu apa konsekuensinya nanti, kita tidak tahu apa yang harus dilakukan, kita tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Persis adegan pada film thriller ketika detik-detik sang korban akan dibunuh oleh pelaku. Pada saat itu juga kita sebagai suami tidak lagi berperan sebagai imam dalam keluarga, kita tidak lain berperan laksana manequin yang sebentar lagi akan diam membatu mendengar lontaran kalimat yang membabi buta. Karena segala respon dan argumen yang akan kita kemukakan nantinya tidak akan banyak berarti mengubah jalan cerita. Diinterogasi seperti saksi yang dipaksa mengaku bersalah.

Jika Anda suami, apakah anda ingat moment ketika anda dimarahi oleh guru karena belum mengerjakan PR, atau datang terlambat, atau karena  merokok. Moment ketika anda tidak sanggup memandang mata guru dan pasrah menerima apapun hukuman yang akan diberikan nantinya. Persis seperti itulah momen ketika istri berkata 'aku mau ngomong sesuatu'. Yah, paling tidak dimarahi guru lebih baik, karena setelahnya kita bisa membanggakan diri dihadapan teman-teman betapa kita mampu melewati hukuman guru. Tapi jika dimarahi istri... Bahkan kepada semut pun kita tak berani bercerita.

Untuk Anda para istri, tidak bisakah kalian membicarakan sesuatu yang penting atau serius tanpa menggunakan intro 'aku ingin ngomong sesuatu'. Memangnya tidak bisa ya jika istri langsung bertanya 'kamu kemarin makan siang berdua sama perempuan lain ya?' atau 'kamu transfer ke adik kamu tanpa ngasih tau ke aku?'. Atau memang kata-kata 'aku ingin ngomong sesuatu' ini semacam mantra ajaib atau intro wajib yang disepakati oleh wanita-wanita di seluruh dunia. Semacam 'assalamualaikum' atau 'bismillah' nya kaum hawa sebelum memulai sesi penghakiman kepada orang yang katanya bisa jadi imam.

Kita akui sebagai kaum adam, bahwa matra itu manjur. Beda jika para istri langsung to the point bilang 'kamu minggu kemarin jalan ke mal sama perempuan kan!'. Terlepas dari benar atau tidak tuduhan tersebut, kita para suami bisa langsung merespon dengan 'Kok kamu bisa ngomong kaya gitu?'. Paling tidak ada enam kata yang keluar dari mulut kami para suami. Namun jika kalimat pertama yang keluar adalah 'aku mau ngomong sesuatu', maka kemungkinan besar respon yang keluar tidak jauh dari enam huruf, yaitu 'O...oooow'. Lalu jika lelaki punya alarm di kepala maka alarm tersebut mulai menyala, seisi otak panik tidak mampu berpikir jernih. Andai saja otak pria itu sebuah kapal laut maka seisi otak langsung berteriak 'abandon the ship'.

Apa saja yang memicu kalimat 'aku ingin ngomong sesuatu'? Bukan hanya sesuatu yang menurut kami, kaum lelaki, juga hal yang besar. Seperti perselingkuhan atau ngutang ke rentenir. Namun sesuatu yang menurut kami hal-hal sepele, yang tabu dan tak layak untuk diinterogasi panjang lebar. Seperti pesan yang tak dibalas, telepon yang tak ditanggapi, tranfer ke keluarga tanpa pemberitahuan, beli barang diluar anggaran rumah tangga, pulang telat tanpa  pemberitahuan dan daftar ini jika ditempel di kulkas dua pintu bisa memanjang dari atas kulkas sampai lantai. Dengan catatan daftar itu harus ditulis dengan font ukuran 8 dan spasi setengah.

Pada akhirnya saya tidak bisa panjang lebar lagi membicarakan tema 'aku ingin ngomong sesuatu'. Bukan karena sudah kehabisan ide namun karena sudah kehabisan waktu... Ada istri. Untuk para suami dan istri yang kebetulan membaca tulisan ini, jangan dianggap terlalu serius. Juga jangan juga dianggap terlalu bercanda.

0 komentar:

Posting Komentar