Minggu, 10 Mei 2015

DITILANG karena telat bayar pajak

Ilustrasi (bukan pelaku sebenarnya)
Tanggal 8 Mei saya berangkat ke Bandung untuk mengikuti workshop kewirausahaan koperasi yang diadakan Era Mandiri Consultan. Hotel Takashimaya Lembang menjadi tujuan saya. Tepat sebelum mengarah ke Lembang, di depan roemah madu, kalau saya tidak salah. Ada razia kendaraan, mobil dan sepeda motor. Dan mobil saya yang berplat B pun tidak luput diberhentikan petugas poilisi. Saya cukup pede karena surat-surat kendaraan lengkap, SIM dan STNK ada. Namun ternyata pa polisi cukup teliti melihat STNK, pajak kendaraan mobil saya yang belum dibayar menjadi incarannya. Saya pun diminta keluar mobil.

Sepengetahuan saya, telat membayar pajak bukan ranah kepolisian tapi ranah samsat. Jadi polisi tidak berhak menilang mereka yang pajaknya telat. Kecuali yang mati kaleng (kalau ga tahu apa itu mati kaleng, googling sendiri apa artinya. Jadi orang jangan disuapin aja). Kurang lebih, ini percakapan saya dengan pa polisi :

Polisi (P) : Kamu belum bayar pajak ya? (Sambil menggiring saya ke tempat yang agak jauh dari keramaian)

Saya (S) : Iya pa

P : Kenapa? Kamu tahu ini kan kelalaian!

S : Iya pa, saya lupa sudah kelewat bulannya. Tapi pa, kalo pajak bukannya urusan samsat ya pa?

P : Iya memang, tapi ini tetap kelalaian. Memang bukan pidana tapi bisa masuk perdata. Tetep bisa ditilang. Kamu tahu ga undang-undang perdata?

S : Ga tahu pa (dalam hati: bukannya kalo perdata karena perselisihan antar pihak, bukan karena melanggar peraturan)

P : Terus jadi kamu maunya gimana nih?

S : (dalam hati: wah ini polisi beneran mau nilang apa mancing supaya damai? Beneran ga sih bisa ditilang karena telat bayar pajak?) Yaudah pa tilang aja

P : Beneran kamu bisa sidang tanggal 22?

S : (dalam hati: Waduh! Beneran nih polisi mau nilang, mana rumah gue jauh lagi di Serang mesti sidang di Bandung, hari kerja pula! Apa gue kasih aja ya)

"Disini saya sempat bimbang antara damai atau ditilang. Tapi entah kenapa saat itu saya malas untuk ngasih uang damai ke polisi. Bukan apa-apa, kasihan keluarganya makan uang haram"
S : Yasudah pa ga apa-apa, ditilang aja. (posisi SIM sudah dipegang polisi, kemudian pa polisi memanggil rekannya yang membawa surat tilang)

P : (bicara ke polisi yang bawa surat tilang, kemudian SIM saya diserahkan ke rekan polisinya. Rekan polisi itu sudah membuka surat tilang, siap-siap menulis di surat tilang)

S : (Aduh apes gue, sekalinya ke Bandung bawa mobil sendiri langsung ditilang)

Polisi 2 : (Menyerahkan SIM ke gue) Yasudah lain kali diperhatikan. (Gue sempet beberapa detik bingung, dan dalam hati berkata: Ga jadi di tilang nih pa?

Langsung aja gue ke mobil, tutup kaca, langsung gue ngakak sendiri di mobil. Dalam hati. Lagak lo tuh, berharap gue kasih uang damai kali ya. Bener kan polisi ga bisa nilang kalau cuma telat pajak. Jadi kesimpulannya guys, pajak kendaraan tetep jangan lupa dibayar biar lo ga dikerjain sama oknum polisi. Terus terang dari pengalaman gue itu emang kayanya telat pajak ga bisa ditilang. Tapi meskipun ga ditilang, tetep aja ga enak disuruh turun dari mobil sama polisi, meskipun ga sambil ditodong pistol ya. Tapi tetep aja waktu kita kan abis buat ngelayanin polisi yang mancing-mancing buat 'damai'. Kalo ga kuat-kuat mental, melayang tuh duit cepe, minimal. Soalnya ini kejadian sama supir di perusahaan gue yang badannya gede tapi nyalinya kecil, ketika 'diancam' ditilang sama polisi karena pajaknya telat, dia langsung ngasih uang damai. Karena ga tahu atau karena emang udah budaya. Terus besoknya minta reimburse kantor. Reimburse matamu!

Maaf ya pa polisi di seluruh Indonesia, terutama Polantas. Saya tahu tidak semua polantas meminta 'uang damai'. Saya tahu masih ada polantas jujur dan berintegritas di luar sana. Tapi saya juga tahu, dan semua orang juga tahu, sudah jadi rahasia umum. Kalau urusan pelanggaran lalu lintas, kalau bukan razia gabungan, kemungkinan bisa diajak 'damai'. Mungkin polantas yang seperti itu salah mentafsirkan ketika dapat instruksi dari komandannya untuk mengusahakan kedamaian.

Sekali lagi maaf pa polisi, jangan tersinggung. Mungkin apa yang saya tuliskan disini hanya prasangka buruk saya. Mungkin pa polisi memang berniat menjaga ketertiban lalu lintas dan menegakkan peraturan. Terima kasih sudah mengingatkan saya untuk membayar pajak kendaraan.

0 komentar:

Posting Komentar