Selasa, 31 Maret 2015

stress anak TK

Setelah hampir dua tahun bekerja di Koperasi tantangan justru semakin bertambah, dan perlu ada pendekatan baru, cara berpikir baru, sistem baru untuk menghadapi tantangan itu dan mengelola Koperasi saat ini. Ada banyak perkembangan dibanding dua tahun yang lalu, di sisi lain masih banyak juga hal-hal yang menjadi PR untuk saya. PR yang rasanya saya akan merasa bersalah dan gelisah jika meninggalkan organisasi ini dengan meninggalkan PR tersebut. Di bidang keuangan pengelolaannya masih belum termonitor dengan baik. Di bidang permodalan masih belum bisa memenuhi kebutuhan modal yang ada. Di bidang akuntansi belum diterapkan prosedur akuntansi. Di bidang perpajakan belum bisa memenuhi semua kewajiban perpajakan. Di bidang SDM tata kelolanya masih belum sepenuhnya profesional, dan PR di bidang-bidang lain.

Jika diibaratkan manusia, koperasi ketika saya pertama kali bekerja adalah seorang bayi - masih belum bisa dan belum punya apa-apa, tidak ada siapapun yang menuntut apapun dari seorang bayi kecuali kesehatannya. Saat ini Koperasi bisa diibaratkan anak TK yang sebentar lagi masuk SD. Selain harus sehat, sudah ada banyak tuntutan bagi si anak, sudah harus kenal angka, sudah harus kenal huruf, sudah harus bisa mandi, pakai baju sendiri, makan sendiri. Tidak ada masalah dengan tuntutan-tuntutan tersebut selama orang tua dan guru sang anak memberi pengarahan serta perhatian yang dibutuhkan dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi sang anak untuk belajar dan berkembang. Dan menjadi tidak adil jika menuntut anak TK untuk bisa kenal huruf angka jika orang tua dan guru memberi sedikit sekali perhatian dan bimbingan. Meskipun tidak ada yang menyampaikan tuntutan-tuntutan secara langsung namun saya sebagai manajer merasa cukup sadar bahwa itu tugas dan tanggung jawab saya.

Di koperasi yang menjadi orang tua dan gurunya adalah anggota dalam hal ini diwakili oleh pengawas dan pengurus, saya dalam hal ini secara personal sebagai manajer merasa seperti anak TK yang merasakan tuntutan untuk bisa baca tulis tanpa perhatian yang memadai dari orang tua dan guru. Kalau saja si anak TK itu tidak stress dan masih sehat-sehat saja itu sudah bagus.


#jalani saja

0 komentar:

Posting Komentar