Minggu, 22 Maret 2015

the SECRET life of walter mitty

Film minggu ini yang saya tonton dan saya jadikan bahan tulisan berjudul the secret life of walter mitty yang diperankan oleh Ben Stiller. Yang pada akhir film baru saya ketahui bahwa Ben bukan hanya bertindak sebagai aktor, namun juga sebagai sutradara dan produser. Tentunya kehadiran Ben Stiller di film ini memastikan bahwa film ini mengandung unsur komedi. Satu hal yang membuat saya tertarik menonton film ini adalah tema ceritanya. Yaitu mengenai si Walter Mitty yang menjalani kehidupan biasa-biasa saja, yang terkadang berkhayal di siang hari (day dreaming) mengenai petualangan dan heroisme yang seandainya dapat ia lakukan dan membuat hidupnya jadi tidak biasa. Petualangan tersebut hanyalah khayalan dalam pikiran Mitty hingga akhirnnya ia memutuskan untuk menjalani petualangan yang sesungguhnya. Menariknya, bukankah kebanyakan kita seperti itu, ya termasuk saya sendiri. Kita mengkhyalkan menjalani hidup yang luar biasa, hidup yang hebat, pergi ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Intinya bukan hidup yang penuh rutinitas seperti yang selama ini kita jalani. Lalu, mengapa kita tidak seperti Mitty yang memutuskan untuk melangkah menuju petualangan yang sesungguhnya? Film ini menginspirasi saya untuk keluar dari zona nyaman, keluar dari rutinitas biasa. Walaupun tidak langsung membuat saya memutuskan untuk mendaki Himalaya, paling tidak ada beberapa hal yang dari dulu ingin saya lakukan, akan saya lakukan secepatnya.

Jalan cerita filmnya sendiri bisa dicari via google atau langsung ke IMDB, trailernya bisa dilihat di youtube. Tapi buat yang malas nyari-nyari okelah saya ceritakan sedikit. Ceritanya si Mitty ini adalah Manajer bagian Negative Asset, tahu kan negative asset? Oh kalo ga tahu saya juga awalnya ga tahu. Namun seiring berjalannya film saya jadi tahu kalau negative asset adalah aset film-film negative. Udah ngerti? Oke, buat yang terlahir di zaman kamera digital mungkin ga tau apa itu negative film dan bukan tempatnya juga saya jelasin disini, bisa cari sendiri di google. Lanjut... Terus si Mitty ini punya kebiasaan day dreaming, atau bahasa Indonesianya; mengkhayal. Tiba-tiba dia bengong ga bergerak, sementara di pikirannya dia lagi nyelametin temen kantor yang dia taksir dari ledakan, atau lagi berkelahi ala superhero dengan atasan yang ga disukainya. Mungkin saking biasa-biasa banget kehidupannya, Mitty ini menjadikan khayalannya sebagai bahan pelariannya. Dan kantor tempat Mitty kerja, yaitu Life Magazine sedang melakukan perubahan dari media cetak menjadi murni media online. Sehingga karyawan Life Magazine sebagian akan ada yang di PHK. By the way, tugas Mitty disini adalah menyiapkan negative film dari sampul terakhir edisi cetak Life Magazine, negative film yang dikirimkan oleh kontributor Life Magazine bernama Sean O Conell. Sean ini sudah belasan tahun menjadi kontributor Life Magazine dari berbagai belahan dunia. Uniknya Sean ini walaupun kontributor terkenal namun tidak punya telepon genggam, tidak tahu dimana keberadaannya dan tidak mau bertemu manajemen Life Magazine. Negative film yang dikirimkan Sean ke Mitty ternyata keselip, entah dimana, padahal negative itu mau dijadiin cover terakhir. Akhirnya dari sinilah petualangan Mitty dimulai, ia langsung pesan tiket pesawat ke Greenland mencari petunjuk keberadaan Sean. Mulai dari naik helikopter yang dipiloti oleh orang mabuk, terjun dari helikopter ke laut, dikejar-kejar hiu di laut, lalu bersepeda puluhan kilometer melalui landscape yang Subhanalloh indahnya, lalu menuju gunung berapi yang akan mengeluarkan awan panas dengan skateboard. Tepat saat Mitty sampai desa dimana Sean berada, Sean malah melintas dengan pesawat dan seketika itu juga awan panas turun ke desa tempat Mitty berada. However, Mitty still alive until the end of movie.

Setelah kejadian di Greenland dimana Mitty gagal bertemu Sean dan akhirnya kecewa lalu membuang dompet pemberian Sean. Akhirnya ia mendapat petunjuk lain dari ibunnya bahwa Sean pernah mampir ke rumah ibunya minta dibuatkan kue sebagai syarat masuk kawasan yang dikuasai warlord. Dari petunjuk itu mengarahkannya ke Afganistan, dimana ia harus mendaki gunung sendirian, dengan dibantu porter sampai titik tertentu, dan akhirnya bertemu Sean yang sedang asik nongkrong nungguin ghost cat.

Beberapa poin yang menurut saya menarik untuk di tulis. Pertama, petualangan Mitty mungkin terlihat ekstrem buat orang seperti saya. Maksudnya buat orang seperti saya yang tidak punya cukup uang untuk langsung beli tiket pesawat ke Greenland seketika itu juga, dan meninggalkan semuanya dibelakang. Mungkin belum waktunya. Namun buat orang yang bukan seperti saya, orang yang kalau mau beli mobil tinggal datang ke dealer tanpa harus memikirkan berapa-berapanya. Buat orang-orang yang sudah memiliki ekonomi seperti itu mungkin ketika malamnya habis nonton The Secret Life of Walter Mitty paginya langsung pesan tiket pesawat ke Greendland, atau besoknya langsung memutuskan untuk mendaki Himalaya. Bisa jadi.

Kedua, motto dari LIFE magazine dimana Mitty bekerja, yaitu: To see the world, things dangerous to come to, to see behind walls, draw closer, to find each other, and to feel. That is the purpose of life. Tak usah diartikan secara harfiah, cukup dimaknai filosofi yang terkandung di dalamnya. Mirip-mirip iklan susu balita. disamping quote-quote yang ada dalam film seperti: Life is about courage and going into the unkown ( Cheryl Milhoff ), Beautiful things don't ask for attention ( Sean O Conell )

0 komentar:

Posting Komentar