Selasa, 14 April 2015

MEMBERI kepada diri sendiri

Manusia bisa merasakan kesenangan dengan memuaskan keinginannya. namun hanya dengan memberi manusia bisa bahagia.

Pada tingkatan spiritual yang lebih tinggi tidak ada orang lain. Yang ada hanyalah aku. Orang lain adalah bagian dari diri kita. Jadi jika kita mencintai orang lain sebenarnya kita sedang mencintai diri sendiri. Begitu pula jika kita membenci orang lain pada hakikatnya kita sedang membenci diri sendiri. Ketika kita menolong orang lain sebenarnya kita sedang menolong diri sendiri. Ketika kita menyakiti orang lain sebetulnya kita sedang menyakiti diri sendiri. Tak ada orang lain, yang ada hanya diri sendiri.

Barang siapa yang memberi akan menerima. Bisa diartikan ketika kita memberi 1 lantas kita akan mendapat 1 atau lebih di masa depan. Bisa saja seperti itu, dan sebenarnya itu hanyalah bonus dari tindakan memberi. Saat kita memberi sesungguhnya pada saat itu juga kita sedang menerima minimal hal yang sama atau lebih, tidak ada waktu tunda. Mengapa? Karena sesungguhnya orang lain yang kita beri itu adalah diri kita juga. Di saat kita memberi di saat itulah kita menerima. Itulah mengapa ketika kita memberi kita merasakan perasaan bahagia. Perasaan bahagia itulah imbalan sebenarnya dari tindakan memberi. Semakin banyak yang bisa kita berikan, semakin bahagia kita.


Bukankah kita semua, manusia yang hidup sejak zaman Nabi Adam hingga sekarang diciptakan oleh zat yang sama. Karenanya kita semua bagian dari sesuatu yang sama. Menyakiti sesama sama saja dengan menyakiti diri sendiri. Membenci sesama sama saja dengan membenci diri sendiri. Memberi kepada sesama sama saja dengan memberi kepada diri sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar