Senin, 13 April 2015

HELPER

Kata 'helper' di tempat saya bekerja mengacu pada tenaga kerja non skill yang tugasnya membantu tenaga kerja skill untuk pekerjaan yang sifatmya sederhana, dan biasanya dengan gaji paling remdah dibanding yang lain. Dengan kata lain helper adalah jabatan rendahan. Namun dalam benak saya, meskipun saat ini saya menjabat sebagai manajer, saya merindukan semangat ketika saya masih menjadi helper dulu. Yaitu semangat membantu orang lain. Meskipun bantuan-bantuan ringan yang dulu cuma bisa saya berikan seperti memfotokopi dokumen, mengetikkan surat, merapihkan kertas. Saya bahagia waktu itu. bukan karena saat itu gajinya tinggi, tidak sama sekali. Saat itu gaji saya hanya 18 ribu per hari, cukup untuk makan sehari-hari. Saya bahagia ketika itu karena kehadiran saya di tempat itu bermakna dan berarti untuk orang lain. Saya bahagia ketika itu karena saya dapat membantu orang lain. Saya bahagia ketika itu karena saya merasa dibutuhkan.

Dari pengalaman menjadi helper, saat ini ketika saya menjadi manajer saya merenung pelajaran apa yang bisa saya ambil dari pengalaman tersebut. Ternyata yang menjadikan orang merasa bahagia ketika bekerja bukanlah uang dan gaji. Namun lebih kepada rasa dibutuhkan, rasa menjadi bermakna bagi perusahaan dan orang lain, rasa dapat membantu orang lain. Perasaan-perasaan itu bisa ditimbulkan sendiri oleh si pekerja, namun perusahaan, dalam hal ini diwakili oleh atasan dapat membantu bawahannya untuk menyadari perasaan-perasaan tersebut. Karena pada garis besarnya semua pekerja dibutuhkan dan semua pekerja bermakna bagi perusahaan dan orang-orang disekitarnya. Semua pekerja dapat dan pasti membantu orang lain dalam pekerjaannya. Perasaan itu yang harus dimunculkan agar pekerja dapat merasa bahagia. Dan sebagai atasan memiliki kesempatan besar untuk membantu para pekerjanya agar merasakan hal tersebut.


Tanpa perasaaan dibutuhkan, tanpa perasaan bahwa kehadiran mereka sesungguhnya membantu orang lain, tanpa perasaan bermakna. Maka seorang pekerja dapat merasakan demotivasi, tidak semangat, loyo bahkan bisa sampai ingin berhenti bekerja. Dan itu hal yang kita sepakat untuk dihindari.

0 komentar:

Posting Komentar