Rabu, 16 September 2015

surat untuk istri ketika MOBIL DIJUAL


Aku harap engkau sabar atas kondisi kita saat ini. Dahulu kita pernah memimpikan punya kendaraan roda empat, lantas Allah kabulkan, meskipun sekarang diambil kembali. Wajar, karena kendaraan roda empat itu bukan milik kita, dan sejatinya memang tidak ada yang milik kita, semuanya milik Allah, kita hanya dikasih pinjam. Sebaik apapun itu, sesayang apaun kita dengan hal itu, ketika waktunya diambil oleh Allah tidak ada yang bisa menghalangi. Meskipun itu engkau, engkau juga milikNya, bukan milikku. Sebaik apapun engkau, seindah apapun dirimu, sesayang apapun aku padamu, suatu saat ada waktunya kita kan berpisah. Aku dan kamu boleh bersedih ketika nanti saatnya dipisahkan, namun dalam hati kita sudah mengantisipasi memang akan begini akhirnya, semua yang ada di dunia adalah titipan, pinjaman dari Allah, yang cepat atau lambat akan ditarik kembali. Diganti dengan yang lebih indah dan kekal di surga sana.

Tidak usah khawatir jika sekarang yang mengantar kita kemana-mana hanyalah kendaraan roda dua. Meskipun kata 'hanya' tidak pantas untuk diucapkan, karena masih ada mereka yang mimpinya bisa mengendarai kendaraan roda dua. Bukankah dulu kita juga pernah berpanas-panasan, kehujanan, terkena debu dan angin jalanan. Jika sekarang harus seperti itu lagi, toh kita pernah merasakannya sekali, anggap saja nostalgia. Bukankah kita dulu juga pernah meraskan sejuknya AC di tengah kemacetan, mendengarkan musik sementara diluar gaduh, merasakan amannya berteduh di tengah kepungan hujan. Bagiku bukan itu yang membuatku nyaman, bagiku kehadiranmu lah yang membuat perjalananku nyaman. Selama bersamamu, dengan roda dua atau roda empat sama nyamannya.

Percayalah Allah mengambil kendaraan roda empat kita, kendaraan yang pajaknya telat dibayar, kendaraan yang bannya sudah mulai botak, kendaraan yang lecet disana sini. Allah mengambil itu semata untuk memberikan kita yang lebih baik, yang lebi luas dan warnanya merah, seperti yang kamu mau. Dulu kita beranggapan yang penting punya roda empat, lalu kita beli yang second. Tapi Allah bilang kita layak untuk mendapat yang baru, karenanya ia mengambil roda empat second tadi untuk diganti dengan yang baru. Roda empat kita yang baru sedang disiapkan oleh Allah, tidak lama lagi, jadi bersabarlah. Kapannya jangan kau tanya aku, tanyalah pada Allah di setiap tahajud mu. Aku yakin Allah takkan rela lama-lama membiarkan bidadari surganya kehujanan, kepanasan, terkena debu jalanan diatas roda dua.

Entah Allah memberinya lewat aku, lewat kamu atau lewat siapa. Bukankah Allah senang jika memberi rezeki dari jalan yang tak terduga-duga. Tak perlu kau menabung rupiah untuk uang muka, cukuplah engkau menabung kesabaran dan keikhlasan. Kelak, tak lama lagi, insyaallah roda empat yang baru akan terparkir di halaman rumah kita. Yang lebih bagus dari punya kita dahulu.

0 komentar:

Posting Komentar