Jumat, 18 Maret 2011

Bertengkar [lagi [dan lagi]]

Sudah berapa puluh kali dalam kurun waktu hampir tiga tahun, saya dan istri (not we or us) bertengkar karena berbeda pendapat, salah paham, dan karena kesalahan saya (coz, jika disebabkan karena kesalahan istri, saya cenderung cepat memaafkan sebelum pertengkaran berlarut-larut). Tetap saja, walaupun telah terjadi berulang kali rasanya diri ini masih berat menghadapi pertengkaran, terlebih jika harus lebih dahulu mengalah. Satu hal yang sudah bosan saya lakukan karena telah saya lakukan puluhan kali, entah karena murni saya yang salah atau karena saya tidak ingin perang dingin berlangsung terlalu lama.

Lelah, bosan dan cape menghadapi masalah-masalah yang serupa berulang kali. Baginya ini masalah besar, dan karenanya ia marah. Bagi saya ini masalah kecil, yang olehnya dibesar-besarkan, yang karenanya saya ikutan marah. Karena saya tidak suka orang yang membesar-besarkan masalah kecil. Komunikasi mencari siapa yang benar pasti menemui jalan buntu jika tidak ada pihak yang mengalah, dan berdasarkan pengalaman masalah tersebut pudar seiringnya dengan waktu dan kelelahan kedua belah pihak untuk saling berseteru. Jadi untuk kasus kali ini, tak usah mencari siapa yang benar. Biarkan waktu yang menyelesaikan dengan caranya sendiri.

Memang pertengkaran adalah bumbu dalam rumah tangga, namun jika terlalu banyak bumbu juga rasa masakan bisa jadi tak karuan.

0 komentar:

Posting Komentar