Selasa, 10 Mei 2011

kutipan dari buku LEPAS DARI PENJARA PIKIRAN

Jika kita memiliki pekerjaan dan proyek-proyek yang bermakna, sistem kekebalan tubuh Kita menjadi lebih kuat dan kekuatan degeneratif karena meningkatnya usia bisa diperlambat. (page 20)

Antara stimulus dan respons, ada sebuah ruang. Di dalam ruang itu terletak kebebasan dan kekuatan kita untuk memilih respons. Di dalam respons kita terletak pertumbuhan dan kebahagiaan. (page 21)

Keberanian bukan berarti tidak adanya rasa takut, melainkan kesadaran akan adanya sesuatu yang lebih penting. (page 24)

Ada orang-orang yang mencerahkan dunia, yang membantu orang lain, hanya dengan kehadirannya. (page 68)

Makna itu ada disana, menunggu untuk ditemukan. (page 89)

Keinginan untuk mencari maknalah, bukan keinginan untuk mencari kesenangan atau untuk mencari kekuasaan, yang menerangi kehidupan kita dengan kebebasan yang sesungguhnya. (page 91)

Dalam situasi hidup yang paling sulit, kapasitas kita untuk mengatasi masalah dan kemampuan diri kita untuk pulihlah yang sedang menghadapi ujian terakhir. Saat itulah kebebasan kita untuk memilih sikap menjadi pemeran utama. (page 100)

Jalan terbaik untuk mewujudkan mimpi-mimpi Anda adalah dengan bangun! Dengan kata lain, menjadi bagian dari setiap solusi berarti bertindak. (page 101)

Kebebasan manusia adalah kebebasan yang terbatas. Manusia tidak bebas dari sejumlah kondisi. Namun, ia bebas untuk mengambil sikap terhadap mereka. (page 115)

Keinginan untuk mencari kesenangan dan dan keinginan untuk mencari kekuasaan merupakan perwujudan-perwujudan dari sesuatu yang hilang, sesungguhnya hanyalah upaya-upaya untuk menutupi, tetapi tidak selamanya mengisi, kekosongan makna dalam kehidupan orang-orang tersebut. Hanya upaya mencari makna yang memiliki potensi untuk memunculkan bentuk pengayaan dan kepuasan autentik yang diinginkan hampir semua orang dari pekerjaan dan dari kehidupan mereka sehari-hari.(page 121)

Makin banyak orang yang memiliki sarana untuk hidup, namun mereka tidak memiliki makna untuk menjalani kehidupan. (page 136)

Setiap manusia adalah seorang Leonardo da Vinci. Satu-satunya masalah adalah ia tidak mengetahuinya. Orangtuanya tidak mengetahuinya dan mereka tidak memperlakukannya seperti seorang Leonardo. Karenanya, ia tidak menjadi seperti seorang Leonardo. (page 143)

Jika kita tidak bisa melakukan pekerjaan kita dengan sepenuh jiwa, pada akhirnya kita akan menderita. (page 144)

Hiduplah seolah-olah kamu sedang menjalani hidup untuk yang kedua kalinya. (page 151)

Tidak pernah terlambat untuk berlutut dan mencium bumi (Rumi). (page 156)

Semua yang bagik dan indah pada masa lalu sudah aman diawetkan pada masa lalu itu. Sebaliknya, selama hidup masih berjalan, semua kesalahan dan kejahatan masih dapat ditebus. (page 159)

Lebih penting untuk memahami daripada menjadi pintar. (page 159)

Kita harus melihat, mendengar, membaui, menyentuh, dan merasakan makna jika makna ingin tetap ada di dalam kehidupan kita. (page 160)

Memahami alasan kita melakukan sesuatu merupakan awal dari kebebasan yang sesungguhnya dan makna yang sesungguhnya dalam hidup kita. (page 163)

Cinta merupakan sasaran terakhir dan tertinggi dari aspirasi manusia. (page 163)

kutipan dari buku "Lepas dari Penjara Pikiran" oleh Alex Pattakos

3 komentar:

Unknown mengatakan...

kayanya selama ini aku termasuk orang yang terpenjara oleh pikiran deh MAs...

Semoga bisa cepet Lepas dari penjara itu...

Bayah Traveller mengatakan...

kita semua, saya, kamu, dan banyak orang lain, terus belajar untuk tidak terpenjara oleh pikiran. FYI, buku ini terinspirasi oleh seorang yang pernah ditahan di kamp konsentrasi nazi, Victor Frankl. Secara fisik Frankl terpenjara di penjara paling buruk sepanjang sejarah, namun ia menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang mampu memenjarakan pikirannya dan kemampuannya membuat keputusan.

Anonim mengatakan...

lepas dari penjara pikiran...menarik

karena sesungguhnya sepandai2 manusia berpikir menggunakan otaknya, tetep saja Allah Maha Tahu dari apa yg kita tau

kadangkala manusia terlalu picik mengunggulkan pikirannya, padahal apa yang dia tau tak sebanding dengan Ilmu Allah yang Maha Luas

saya jadi inget orang2 yang menganut paham 'menghamba pada pikiran' sampai2 tak percaya adanya Tuhan

Posting Komentar