Beberapa orang
membaca judul diatas mungkin terbesit suatu 'persinggahan', entah itu maknanya
positif atau negatif. Tapi bukan apa yang kita lakukan di 'persinggahan' yang
akan saya bahas disini. Yang ingin saya bahas adalah apa yang kita lakukan
selama di perjalanan itu sendiri. Waktu yang kita habiskan untuk tua di jalan
Ada tiga tipe orang
dari cara mereka menggunakan waktunya di perjalanan. Pertama, mereka yang sibuk
dengan pikirannya sendiri. Orang seperti ini menggunakan waktu di perjalannya
untuk memikirkan apapun yang bisa mereka pikirkan. Permasalahan pribadi, persoalan
kantor, memikirkan utang, membayangkan bertemu seseorang, berandai-andai,
mengeluh, merasa kesal dan lain-lain. Intinya selama diperjalanan otaknya
bekerja, entah itu untuk sesuatu yang positif atau merusak diri mereka sendiri.
Tipe orang seperti ini baik atau buruk tergantung apa yang dipikirkannya. Kalau
yang dipikirkannya adalah plot novel yang sedang ditulis dan akan menjadi
bestseller maka perjalanan pergi pulang membawa manfaat.
Tipe orang yang
kedua adalah tipe mereka yang sibuk dengan tools pribadi, seperti gadget, buku
atau bahkan laptop. Entah itu membaca status orang lain, membaca berita, main
game, posting di media sosial atau lain-lain. Lagi-lagi tipe orang seperti ini
bisa positif bisa juga negatif. Jika yang dilakukan dengan gadget Cuma membaca
dan membalas komentar-komentar tidak penting maka apa yang dilakukan selama
perjalanan juga menjadi tidak penting. Namun jika waktu yang dihabiskan dengan
gadget selama diperjalanan adalah untuk menulis artikel atau posting yang dapat
memberikan manfaat atau inspirasi untuk orang lain maka waktu kita selama di
perjalanan akan bermanfaat.
Tipe orang yang
ketiga, dan sepertinya yang paling jarang, yaitu mereka yang berdzikir sambil
memperhatikan ayat-ayat Allah selama di perjalanan. Mereka yang mendengar dan
merenungkan apa yang mereka lihat dan mereka alami selama di perjalanan. Mereka
yang bertanya 'Apa maksud Allah membuat saya melakukan perjalanan ini
berulang-ulang kali hingga ratusan bahkan ribuan kali?' Mereka yang curiga atas maksud Allah
menempatkan mereka pada waktu antara pekerjaan dan keluarga.
Mereka yang berpikir keras untuk memetik hikmah dari pengalaman dan
penglihatan selama di perjalanan. Mereka yang ketika tiba di kantor atau di
rumah menjadi lebih bijaksana.
Sudahkah kita
memutuskan apa yang kita lakukan diantara perjalanan rumah dan kantor?
0 komentar:
Posting Komentar