Setelah hampir dua tahun bekerja
di Koperasi tantangan justru semakin bertambah, dan perlu ada pendekatan baru,
cara berpikir baru, sistem baru untuk menghadapi tantangan itu dan mengelola Koperasi
saat ini. Ada banyak perkembangan dibanding dua tahun yang lalu, di sisi lain
masih banyak juga hal-hal yang menjadi PR untuk saya. PR yang rasanya saya akan
merasa bersalah dan gelisah jika meninggalkan organisasi ini dengan
meninggalkan PR tersebut. Di bidang keuangan pengelolaannya masih belum
termonitor dengan baik. Di bidang permodalan masih belum bisa memenuhi
kebutuhan modal yang ada. Di bidang akuntansi belum diterapkan prosedur
akuntansi. Di bidang perpajakan belum bisa memenuhi semua kewajiban perpajakan.
Di bidang SDM tata kelolanya masih belum sepenuhnya profesional, dan PR di
bidang-bidang lain.
Jika diibaratkan manusia, koperasi
ketika saya pertama kali bekerja adalah seorang bayi - masih belum bisa dan
belum punya apa-apa, tidak ada siapapun yang menuntut apapun dari seorang bayi
kecuali kesehatannya. Saat ini Koperasi bisa diibaratkan anak TK yang sebentar
lagi masuk SD. Selain harus sehat, sudah ada banyak tuntutan bagi si anak,
sudah harus kenal angka, sudah harus kenal huruf, sudah harus bisa mandi, pakai
baju sendiri, makan sendiri. Tidak ada masalah dengan tuntutan-tuntutan
tersebut selama orang tua dan guru sang anak memberi pengarahan serta perhatian
yang dibutuhkan dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi sang anak untuk
belajar dan berkembang. Dan menjadi tidak adil jika menuntut anak TK untuk bisa
kenal huruf angka jika orang tua dan guru memberi sedikit sekali perhatian dan
bimbingan. Meskipun tidak ada yang menyampaikan tuntutan-tuntutan secara
langsung namun saya sebagai manajer merasa cukup sadar bahwa itu tugas dan
tanggung jawab saya.
Di koperasi yang menjadi orang
tua dan gurunya adalah anggota dalam hal ini diwakili oleh pengawas dan
pengurus, saya dalam hal ini secara personal sebagai manajer merasa seperti
anak TK yang merasakan tuntutan untuk bisa baca tulis tanpa perhatian yang memadai
dari orang tua dan guru. Kalau saja si anak TK itu tidak stress dan masih
sehat-sehat saja itu sudah bagus.
#jalani saja
0 komentar:
Posting Komentar