Manusia bisa
merasakan kesenangan dengan memuaskan keinginannya. namun hanya dengan memberi
manusia bisa bahagia.
Pada tingkatan
spiritual yang lebih tinggi tidak ada orang lain. Yang ada hanyalah aku. Orang
lain adalah bagian dari diri kita. Jadi jika kita mencintai orang lain
sebenarnya kita sedang mencintai diri sendiri. Begitu pula jika kita membenci
orang lain pada hakikatnya kita sedang membenci diri sendiri. Ketika kita
menolong orang lain sebenarnya kita sedang menolong diri sendiri. Ketika kita
menyakiti orang lain sebetulnya kita sedang menyakiti diri sendiri. Tak ada
orang lain, yang ada hanya diri sendiri.
Barang siapa yang
memberi akan menerima. Bisa diartikan ketika kita memberi 1 lantas kita akan
mendapat 1 atau lebih di masa depan. Bisa saja seperti itu, dan sebenarnya itu
hanyalah bonus dari tindakan memberi. Saat kita memberi sesungguhnya pada saat
itu juga kita sedang menerima minimal hal yang sama atau lebih, tidak ada waktu
tunda. Mengapa? Karena sesungguhnya orang lain yang kita beri itu adalah diri
kita juga. Di saat kita memberi di saat itulah kita menerima. Itulah mengapa
ketika kita memberi kita merasakan perasaan bahagia. Perasaan bahagia itulah
imbalan sebenarnya dari tindakan memberi. Semakin banyak yang bisa kita
berikan, semakin bahagia kita.
Bukankah kita semua,
manusia yang hidup sejak zaman Nabi Adam hingga sekarang diciptakan oleh zat
yang sama. Karenanya kita semua bagian dari sesuatu yang sama. Menyakiti sesama
sama saja dengan menyakiti diri sendiri. Membenci sesama sama saja dengan membenci
diri sendiri. Memberi kepada sesama sama saja dengan memberi kepada diri
sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar