Jika bekerja itu
adalah ibadah, dan bisa dianalogikan seperti sholat. Maka pindah kerja itu tidak lain
seperti halnya pindah masjid. Ketika kita pindah masjid, sholat yang kita
lakukan tetap sama. Mulai dari niatnya, takbiratul ikhramnya, berdirinya,
rukuknya, sujudnya sampai dengan salamnya. Begitupun ketika kita pindah kerja,
yang kita lakukan pun harusnya tetap sama. Bekerja dengan niat yang lurus,
amanah, bekerja sepenuh hati, menguasai kompetensi yang dibutuhkan, terencana,
terkendali dan seterusnya.
Jawaban dari pertanyaan mengapa kita pindah
kerja hampir sama jawabannya dengan jawaban dari pertanyaan mengapa kita pindah
masjid. Kita pindah masjid mungkin karena rumah kita pindah atau di masjid yang
baru kita lebih mendapat kenyamanan beribadah dibanding masjid yang lama. Masjid
yang baru mungkin gerakan shalatnya lebih tuma'ninah, bacaan imamnya lebih
fasih, shaf shalatnya lebih rapat, jamaahnya lebih banyak, fasilitas di
masjidnya lebih lengkap dan sebagainya. Begitu pun ketika kita pindah kerja. Di
tempat yang baru yang kita cari adalah antara lain manajemennya yang lebih rapih dan
profesional, visi dan tujuan perusahaan yang lebih jelas, teamwork yang lebih
solid, skala perusahaan yang lebih besar dan penghasilan serta fasilitas yang
lebih dibanding pekerjaan sebelumnya.
Tidak salah orang
yang pindah masjid, yang salah adalah orang yang tidak pernah ke masjid. Tidak
ada yang salah dari pindah kerja. Yang salah adalah orang yang punya kemampuan
dan kesempatan untuk bekerja tapi tidak bekerja. Jika bekerja itu adalah ibadah,
maka kantor adalah tempat ibadah. Mari kita mencari tempat ibadah dimana kita
bisa beribadah lebih khusyu.
0 komentar:
Posting Komentar