Kehidupan bagaikan sebuah labirin. Sebuah labirin bukanlah jejak simpang siur yang tidak memiliki jalan keluar. Ia bukan teka-teki yang harus dipecahkan, melainkan sebuah jalan bermakna yang harus dilalui.
Jalurnya berputar-putar dan rumit, tetapi tidak buntu. Sebuah labirin memiliki satu pintu masuk, satu jalan masuk dan satu jalan keluar. Jika melewatinya, kita akan melewati tikungan pendek dan panjang; kadang-kadang kita keluar menuju tepi, kadang-kadang kita berputar-putar di tengah. Kita tidak pernah benar-benar tersesat, tetapi kita tidak pernah bisa melihat kemana kita berjalan.
Dalam perjalanan itu, kadang-kadang kita bergerak maju dengan mudah dan penuh percaya diri; kadang-kadang kita bergerak maju dengan takut-takut dan waspada; kadang-kadang kita merasa perlu untuk berhenti dan merenung; dan kadang-kadang kita justru merasakan dorongan untuk mundur. Dalam banyak hal, labirin serupa dengan kehidupan. Pusatnya ada di sana, tetapi jalan yang kita pilih membawa kita berputar dan berbelok. Kadang-kadang kita berada di pusat pengalaman hidup kita, kadang-kadang kita berada pada belokan yang menyenangkan; kadang-kadang kita berjalan bersama orang lain; kadang-kadang tidak. Apa pun yang terjadi, kita masih berada di dalam labirin. Dia menampung semua pengalaman kita dalam
kehidupan.
kutipan dari buku "Lepas dari Penjara Pikiran" oleh Alex Pattakos
Selasa, 10 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar