Seberapa besar sih porsi pekerjaan dalam kehidupan seorang pria?
Sebelum menjawab pertanyaan diatas, biarkan saya memaparkan fakta berikut:
Dalam sehari ada 24 jam, dan waktu untuk bekerja normalnya adalah 8 jam. Bahkan seringkali lebih dari 8 jam jika ada lembur. Di tempat saya bekerja, seseorang bisa bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 24 tengah malam. Itu berarti orang yang bersangkutan menghabiskan waktunya 17 jam sehari. Lebih dari 70% waktunya dihabiskan di tempat kerja, dan kurang dari 30% di rumah, itu pun pasti sebagian besar digunakan untuk istirahat.
Delapan jam sehari atau sepertiga waktu yang dimiliki seorang pria hanya habis untuk satu jenis kegiatan: yaitu bekerja. Sedangkan yang dua per tiga nya baru digunakan untuk aktivitas yang lain seperti: ibadah, bercengkrama dengan keluarga, hiburan, istirahat, tidur, makan, mandi, belajar, interaksi sosial, dll. Bayangkan apa yang terjadi jika terdapat masalah yang signifikan terhadap aktivitas yang menyita waktu sepertiga harinya?
Jika, dalam pekerjaannya seorang pria merasa tidak melakukan sesuatu yang berarti, tidak menyumbang apa-apa dalam kehidupan pribadinya berarti pria ini telah membuang sepertiga harinya. Membuat hidupnya hanya tinggal dua per tiganya. Yang juga belum tentu bisa digunakan secara maksimal.
Terlebih lagi bagi seorang kepala rumah tangga muslim yang menyadari bahwa ia mempunyai kewajiban mencari nafkah yang halal dan berkah bagi anak istrinya. Halal berarti bahwa rupiah yang dihasilkan berasal dari pekerjaan yang tidak bertentangan dengan perintah dan larangan Allah. Berkah berarti bahwa ia memberikan kualitas terbaik yang bisa diberikan untuk mendapat rupiah tersebut.
Bekerja di perusahaan adalah halal, namun bisa menjadi tidak berkah jika pekerjaan yang dilakukan di perusahaan itu dilakukan dengan setengah-setengah dan ada unsur korupsi waktu. Menjadi dilema bagi seorang pria jika ia seolah terperangkap dalam pekerjaan dimana ia tidak bisa atau tidak tahu bagaimana memberikan yang terbaik dari dirinya. Sedang keadaan mengharuskan ia tak bisa pindah pekerjaan.
Hanya Allah lah yang Maha Bijaksana yang mampu menjawab segala pertanyaan dan kondisi yang rumit.
Senin, 22 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar