Pada suatu hari, tatkala rambut sudah melewati daun telinga, alarm bagi saya untuk mendatangi pangkas rambut. Secara random, cari pangkas rambut yang tidak terlalu antri, datanglah saya ke pangkas rambut Asgar. Dan ternyata si mas-mas tukang cukurnya ini cukup talkative (banyak omong). Sampai pada suatu pertanyaan yang terlontar dari mulut saya, yang awalnya cuma sekedar basa-basi tanpa arti. Pertanyaan itu berbunyi sebagai berikut "Belajar cukur dimana mas?". Waktu itu saya berharap si mas-mas nya cuma menjawab "Diajarin temen mas". Yang terjadi sungguh diluar dugaan, ternyata si mas tukang cukurnya menjawab dengan detail, yang tentunya tidak saya tulis disini detailnya, karena saya pun sudah lupa.
Intinya dari jawaban si mas Asgar tadi. Jadi dia belajar cukur dengan banyak praktek, mendatangi
Hikmahnya bagi saya, yang bercita-cita menjadi seorang trainer dan konsultan. Di awal-awal karir kita masih belajar. Yang kita kejar saat ini bukanlah materi dan bayaran. Yang perlu kita perbanyak saat ini adalah jam terbang dan pengalaman. Jadi, bersedialah memberikan training dan konsultasi gratis, sukarela. Baru setelah kita piawai, berpengalaman, punya jam terbang cukup, diakui reputasinya, barulah disitu kita bisa mendulang rupiah. Bahkan tarif itu akan terbentuk dengan sendirinya tanpa kita perlu mematoknya sendiri.
Jadi, terima kasih mas Asgar, whoever your name. Sungguh strategi karir yang luar biasa.
0 komentar:
Posting Komentar